Jakarta – Di usianya yang menginjak 28 tahun, The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) terus memberikan kontribusi nyata dengan aktif menyampaikan pendapat dan berbagai pandangan terhadap kebijakan pemerintah demi kemajuan Indonesia.
Baru-baru ini, INDEF turut mengkritisi kebijakan hilirisasi nikel. Dalam hal ini, Ekonom Senior sekaligus pendiri INDEF, Faisal Basri, membantah data-data yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait hilirisasi nikel yang dilakukan oleh Pemerintah. Menurut Jokowi, hilirisasi yang dilakukan pemerintah berdampak positif terhadap perekonomian nasional, karena negara bisa mendapatkan pajak yang lebih besar dari hilirisasi nikel yang dilakukan.
Baca juga: Faisal Basri Bantah Data Jokowi Soal Hilirisasi Nikel, Ini Fakta Sebenarnya!
Di sisi lain, Faisal menyebut kebijakan hilirisasi nikel yang berlaku saat ini, yaitu nickel pig iron (NPI) dan fero nickel, 99 persen hasilnya diekspor ke China. Kemudian, hilirisasi yang diterapkan saat ini hanya berdampak sangat sedikit bagi nilai tambah nasional. Kebijakan hilirisasi nikel yang sudah berlangsung hampir satu dasawarsa ini, justru meperlihatkan peranan sektor industri manufaktur terus menurun, dari 21,1 persen tahun 2014 menjadi hanya 18,3 persen tahun 2022, titik terendah sejak 33 tahun terakhir.
Tauhid Ahmad, Executive Director INDEF mengatakan pandangan dan pendapat ini mewarnai peran INDEF sebagai lembaga riset independen dan otonom di Indonesia. “Pandangan-pandangan ini menjadi salah satu contoh yang menempatkan kita semakin dewasa dan dipercaya publik,” ujarnya, Jumat, 25 Agustus 2023, di Jakarta.
Tauhid menambahkan, di usia 28 tahun ini pun telah banyak pencapaian yang diraih INDEF, tak hanya di sisi organisasi, namun juga di sisi finansial lembaga yang terus berkembang. INDEF juga masih menjadi kepercayaan masyarakat maupun pemerintah.
“Kami berharap INDEF akan terus berdiri. Kami akan terus berkarya berjuang menghadapi tantangan, untuk masa depan bangsa ini,” tambahnya.
Baca juga: Indonesia Kurang Diminati Investor, Ekonom INDEF Ungkap Alasannya
Sebagai informasi, INDEF berdiri pada Agustus 1995. Aktivitas INDEF diantaranya melakukan riset dan kajian kebijakan publik, utamanya dalam bidang ekonomi dan keuangan. Kajian INDEF diharapkan menciptakan debat kebijakan, meningkatkan partisipasi dan kepekaan publik pada proses pembuatan kebijakan publik. INDEF turut berkontribusi mencari solusi terbaik dari permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia.
Pada perayaan hari ulang tahunnya yang diselenggarakan di The East, Kuningan, Jakarta, Selasa, 25 Agustus 2023, hadir pula para pendiri INDEF, seperti Didik J. Rachbini, Fadil Hasan, serta Didin Damanhuri. (*) Ayu Utami