Jakarta – Sektor properti menjadi jalur basah sejumlah bank dalam menggenjot kreditnya sepanjang 2017. Kendati secara industri kredit properti hanya tumbuh 10,16% per September 2017, namun ada 26 bank yang berlari cepat dengan meraih pertumbuhan kredit properti di atas 20%.
Biro Riset Infobank mencatat, bank-bank yang mencetak pertumbuhan kredit sangat cepat adalah bank-bank dengan modal inti di bawah Rp30 triliun.
Ada empat bank BUKU 3 atau bermodal inti di atas Rp5 triliun hingga Rp30 triliun yang mencatat pertumbuhan kredit properti di atas 20% Sedangkan di kelompok BUKU 2 atau bank bermodal inti di atas Rp1 triliun hingga Rp5 triliun ada Sembilan bank.
Pertumbuhan kredit properti paling kencang di kelompok bank BUKU 2 diraih Bank Shinhan Indonesia yaitu sebesar 179,11% dan Nationalnobu sebesar174,04%. Jika outstandingnya kedua bank tersebut masing-masing Rp433,61 miliar dan Rp353,72 miliar, sejumlah bank di kelompok BUKU 2 yang mencatat portofolio kredit property di atas Rp1 triliun berhasil mencatat pertumbuhan fantastis. Pertumbuhan paling tinggi dicetak Bank MNC.
Menurut Biro Riset Infobank, per September 2017, MNC Bank mencetak kenaikan kredit properti hingga 88,48% 55% menjadi Rp2,31 triliun. Kredit property Bank MNC disumbang produk KPR.
Budi Setiawan, EVP Consumer Banking Bank MNC menegaskan, sampai akhir 2017 kredit KPR Bank MNC mencapai Rp1,7 triliun atau naik 55% dari tahun sebelumnya. Pada 2018, MNC Bank menargetkan pertumbuhan KPR hingga 50%.
“Strategi yang kami lakukan adalah menggarap niche market yang belum tergarap bank pada umumnya, yakni segmen wiraswasta yang relatif sulit dijangkau karena perlu identifikasi dan analisa lebih detil,” ujar Budi Setiawan kepada Infobank.
Lalu bagaimana bank-bank besar mempertahankan pangsa pasar KPR-nya pada 2018 ketika bank-bank BUKU 2 agresif menggali niche market bisnis KPR? Baca selengkapnya di Majalah Infobank Edisi Januari 2018 edisi cetak maupun digital. (*)