Singapura – Setidaknya ada 219 nasabah Bank DBS di Singapura telah menjadi korban penipuan dalam dua minggu pertama tahun ini. Jika ditotal, kerugian para nasabah tersebut mencapai sekitar S$446.000 atau setara USD335.000.
Berdasarkan rilis yang dikeluarkan oleh pihak kepolisian dan DBS, Minggu (14/1), peningkatan kasus pada penipuan berbentuk SMS phishing sudah terlihat sejak Desember tahun lalu, di mana para pelaku atau scammer berpura-pura menjadi pegawai bank.
Para korban disebut menerima pesan SMS yang tak diminta berisi kode pendek dari nomor luar negeri maupun lokal. Para penipu mengatakan bahwa mereka mewakili DBS atau Bank POSB, dan memberi tahu nasabah atas adanya upaya untuk mengakses rekening mereka oleh pihak yang tak bertanggung jawab.
Baca juga: Terkena Phising, Nasabah OCBC Ini Kehilangan Rp5,31 Miliar Dalam 2 Jam
Seperti penipuan berkedok sejenis lainnya, para scammer ini lalu mengirimkan link dan mendesak nasabah untuk mengklik tautan itu demi memverifikasi identitas serta memblokir transaksi dari rekening mereka.
Setelah mengklik tautan tersebut, portal Bank DBS palsu akan terbuka dan nasabah diminta untuk memberikan rincian internet banking serta One-Time Passwords (OTP), yang bakal digunakan pelaku untuk mengakses dan menguras rekening nasabah.
Dikutip dari channelnewsasia, Selasa (16/1), juru bicara Bank DBS mengatakan jika mereka akan menganalisa setiap kasus yang ada dan memberikan bantuan kepada nasabah sesuai dengan kasus yang dialami.
“Di luar bantuan finansial, kita juga berpartner dengan pusat-pusat konseling untuk menyediakan layanan konseling kepada korban yang mungkin membutuhkan dukungan secara emosional,” ujarnya.
“Kami memiliki program awareness anti scam yang kuat untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap berbagai bentuk fraud terbaru, yang mana termasuk penipuan bermetode phishing,” tambahnya.
Pihak kepolisian dan DBS mengatakan bahwa lembaga perbankan tidak pernah mengirimkan link apapun lewat SMS.
“Sejak awal 2022, lembaga perbankan telah menghapus kebijakan pengiriman link melalui email atau SMS kepada nasabah retail,” jelas pihak berwajib.
“Kebijakan tersebut berlaku di antara kebijakan-kebijakan lainnya yang perbankan implementasikan untuk melawan banyaknya penipuan berbentuk phishing pada 2022, seperti menurunkan standar threshold untuk transaksi transfer dana dan meningkatkan edukasi publik terkait penipuan di lembaga keuangan,” sambung pernyataan pihak berwajib.
Polisi dan DBS menyarankan masyarakat untuk menginstal aplikasi ScamShield untuk melindungi diri mereka dari panggilan dan SMS penipuan. Mereka juga harus mengaktifkan otentikasi dua lapis di rekening bank dan dompet elektronik, serta menetapkan batas transaksi.
Pihak DBS tidak pernah meminta kredensial internet banking atau OTP. Nasabah yang mencurigai dirinya telah menjadi korban penipuan dapat menghubungi hotline penipuan DBS di 1800 339 6963, atau mengaktifkan Safety Switch pada sistem telepon otomatis DBS untuk memblokir sementara akses ke dana mereka.
Baca juga: Begini Cara BCA Edukasi Masyarakat Lawan Modus Penipuan yang Makin Merajalela
“DBS akan membantu nasabah tersebut dengan tindakan tindak lanjut yang diperlukan, termasuk mengganti kartu mereka dan mengajukan laporan penipuan,” sebut pihak kepolisian dan DBS.
Juru bicara bank mengatakan masyarakat dapat terus mengikuti tren penipuan terbaru, saran, dan informasi terkait di situs webnya. DBS juga bermitra dengan berbagai badan pemerintah seperti kepolisian, Otoritas Pengembangan Media Infocomm, dan Badan Keamanan Siber Singapura untuk membuat konten pendidikan anti-penipuan.
Mereka yang memiliki informasi tentang penipuan juga bisa mengirimkannya secara online menggunakan link ini. Steven Widjaja