Kasdi menjelaskan, bahwa sepanjang tahun 2016 pemerintah mampu meningkatkan produksi pangan strategis seperti padi yang naik 4,97 persen menjadi 79,1 juta ton. Lalu bawang naik 5,74 persen menjadi 1,2 juta, jagung naik 18,10 persen jadi 19,6 juta ton, cabai naik 9,95 persen menjadi 1,9 juta ton.
Namun untuk kedelai, produksinya turun 8,06 persen menjadi 0,96 juta ton. “Kendala iklim La Nina, minat petani berkurang karena harga kurang kompetitif. Solusi ke depan dengan penambahan luas tanam, mitigasi atau adaptasi perubahan iklim dan penetapan harga pembelian,” terang Kasdi.
(Baca juga: Sektor Maritim dan Pariwisata, Sumber Pertumbuhan Baru)
Sementara untuk komoditas unggulan peternakan, Kementan mencatat terjadi kenaikan produksi. Daging sapi atau kerbau naik 3,7 persen jadi 0,54 juta ton, telur unggas naik 3,92 persen jadi 1,84 juta ton, daging unggas naik 3,93 persen jadi 2,06 juta ton, dan daging kambing atau domba naik 5,02 persen jadi 0,10 juta ton.
Sedangkan untuk komoditas unggulan perkebunan hanya kelapa sawit, kakao dan karet yang mengalami peningkatan produksi, masing-masing naik 4,68 persen menjadi 31,2 juta ton, 10,7 persen jadi 0,59 juta ton dan 0,39 persen menjadi 3,14 juta ton. Untuk kopi dan gula, produksinya menurun 0,02 persen dan 11 persen menjadi 0,64 juta ton dan 2,49 juta ton. (Bersambung ke halaman berikutnya)