Menurutnya, total dana yang tersimpan di perusahaan dana pensiun mencapai Rp217 triliun sampai akhir 2016. Jika 20% dana tersebut masuk ke pasar modal, maka pasar modal yang sekarang akan semakin kebanjiran likuiditas.
Untuk itu, BEI memerlukan banyak jumlah saham baru yang nilainya mencapai Rp100 triliun. Masih menurut Tito, saham-saham baru tersebut bisa didapatkan dari penerbitan saham baru atau dengan cara lainnya. Sampai saat ini, dirinya masih melakukan sosialisasi kepada banyak perusahaan untuk bisa mencari pendanaan dari pasar modal dengan melakukan Initial Public Offering (IPO).
“Jadi, kunci kesuksesan bursa tahun depan adalah kalau bisa ada 40 emiten saham baru yang masuk ke bursa. Kami akan bantu cetak saham tersebut. Karena selain kebutuhan perusahaan dana pensiun yang mencapai Rp54 triliun, perusahaan asuransi juga perlu Rp25 triliun, dan aset manajemen yang memerlukan Rp15 triliun,” tambahnya. (*) Indra Haryono
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - PT Bank Neo Commerce Tbk, salah satu pelopor bank digital di Tanah Air,… Read More
Jakarta – KB Bank menjalin kemitraan dengan PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra) melalui program… Read More
Jakarta - Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi menjalani pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri, Kamis, 19 Desember… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis, 19 Desember 2024, kembali… Read More
Jakarta - Per 1 Januari 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan seluruh perusahaan asuransi dan… Read More
Jakarta – Meski dikabarkan mengalami serangan ramsomware, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) memastikan saat ini data… Read More