Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9:00 WIB (20/10) indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali dibuka pada zona merah ke level 6.826 atau melemah 0,29 persen.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 1,42 miliar saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 29 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp320 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 144 saham terkoreksi, sebanyak 119 saham menguat dan sebanyak 241 saham tetap tidak berubah.
Baca juga: IHSG Anjlok 1,18 Persen, 4 Saham Bank Jumbo Berguguran
Sebelumnya, Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman melihat bahwa IHSG secara teknikal berpotensi menguji level support di 6.820, jika mampu break di bawah itu perlu diwaspadai karena potensi koreksi ke 6.720.
“Hal ini karena masih ada resiko outflow efek kenaikan yield US yang berimbas ke pelemahan Rupiah dan kenaikan BI rate, dimana level support IHSG berada di 6.800-6.820 dan level resistance IHSG berada di 6.880-6.930,” ucap Fanny dalam risetnya di Jakarta, 20 Oktober 2023.
Pada perdagangan kemarin (19/10) indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah sebesar 0,75 persen, begitu juga dengan S&P 500 yang terkoreksi sebesar 0,85 persen, sementara indeks Nasdaq turut melemah sebesar 0,96 persen, dan Yield US Treasury 10 tahun ditutup mencapai 5 persen untuk pertama kalinya dalam 16 tahun.
Selain itu, Ketua Federal Reserve pun mengatakan bahwa inflasi masih terlalu tinggi yang menandakan bahwa lembaga tersebut bermaksud untuk mempertahankan suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama karena pertumbuhan ekonomi tetap kuat.
Baca juga: Bakal jadi Cawapres Prabowo, Saham Dua Emiten Erick Thohir Melejit
Sedangkan bursa di kawasan regional Asia Pasifik mengalami penurunan, mengikuti pergerakan Wall Street pada malam sebelumnya, dimana Nikkei dan Hang Seng mencatat penurunan yang signifikan masing-masing sebesar minus 1,91 persen dan minus 2,46 persen.
Adapun, Korea Selatan mempertahankan suku bunga di level 3,5 persen yang sesuai ekspektasi, lalu Jepang menyampaikan surplus neraca perdagangan September 2023 sebesar JPY62,4 miliar, lebih baik dari perkiraan, serta Dewan Gubernur BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 6 persen, di atas perkiraan. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra