Market Update

119 Saham Hijau, IHSG Dibuka Menguat ke Level 7.305

Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (13/8) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka dengan mengalami peningkatan ke level 7.303,58 atau menguat 0,08 persen dari level 7.297,75. 

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 167,41 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 11 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp201,25 miliar. 

Kemudian, tercatat terdapat 58 saham terkoreksi, sebanyak 119 saham menguat dan sebanyak 215 saham tetap tidak berubah.

Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat Terbatas, Simak 4 Rekomendasi Saham Berikut

Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi akan bergerak mixed dalam rentang level 7.220 hingga 7.350. 

“Pada perdagangan Senin (12/8), IHSG ditutup naik 0,56 persen atau plus 40,62 poin di level 7.297. IHSG hari ini (13/8) diprediksi bergerak mixed dalam range 7.220-7.350,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 13 Agustus 2024.

Adapun sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, penguatan IHSG dalam dua hari beruntun sejalan dengan ekonomi domestik yang cukup solid, tercermin dari PDB yang tumbuh 5,05 persen yoy pada kuartal II 2024 dan Indeks konsumen tetap di level optimis. 

Sementara, sinyal positif dari The Fed untuk mulai memangkas suku bunga pada September 2024 mendorong terapresiasinya nilai tukar rupiah. Rupiah Jisdor menguat ke level Rp15.963 per dolar AS atau terapresiasi 3 persen dari posisi tertinggi di Juni 2024. 

Baca juga: Syailendra Capital Nilai Reksa Dana Saham Bakal Diminati Banyak Investor, Ini Alasannya

Selain itu, pekan ini pelaku pasar menantikan rilis neraca dagang periode Juli 2024 yang diproyeksikan masih tercatat surplus atau melanjutkan surplus 50 bulan beruntun hingga Juni 2024. Serta, menanti pidato Presiden Joko Widodo mengenai RUU APBN TA 2025 di rapat paripurna DPR RI.

Adapun dari mancanegara, bursa Wall Street cenderung wait and see yang tercermin dari pergerakan indeks utama yang cukup terbatas. 

Pelaku pasar menantikan rilis inflasi di Amerika Serikat (AS) pada pekan ini. Inflasi AS periode Juli 2024 diproyeksikan turun di bawah level 3 persen sejalan dengan data tenaga kerja yang lebih dingin. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Tabungan Jadi Prioritas atau Gaya Hidup? Simak Pandangan UOB Indonesia

Jakarta - UOB Indonesia memandang pentingnya literasi keuangan untuk membantu masyarakat memahami dan mengelola keuangan pribadi… Read More

4 hours ago

OJK Tegaskan Penghapusan Utang Kredit UMKM Tak Perlu Aturan Turunan

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa penghapusan utang kredit usaha mikro, kecil, dan… Read More

6 hours ago

Strategi UNTD Hadapi Persaingan Motor Listrik di Tengah Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Tangerang - PT Terang Dunia Internusa Tbk, menyiapkan sejumlah strategi khusus menghadapi pelemahan daya beli… Read More

7 hours ago

Gara-gara Kasus Investree, OJK Tegas Bakal Lakukan Ini ke Industri Fintech Lending

Jakarta - Kasus yang menimpa PT Investree Radhika Jaya atau Investree menyita perhatian masyarakat, dianggap… Read More

8 hours ago

Era Open Banking, OJK Wanti-wanti 3 Tantangan Ini ke Industri Perbankan

Jakarta - Istilah open banking mengacu kepada aksesibilitas data yang semakin terbuka, memungkinkan bank untuk… Read More

8 hours ago

Gelar Indonesia Knowledge Forum 2024, BCA Dorong Penguatan Sektor Bisnis

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menggelar Indonesia Knowledge Forum (IKF) 2024, di… Read More

8 hours ago