10 Anggota Belum Penuhi Modal Minimum 2026, AAUI Siapkan Opsi Penyelamatan

10 Anggota Belum Penuhi Modal Minimum 2026, AAUI Siapkan Opsi Penyelamatan

Poin Penting

  • Hingga saat ini, sejumlah perusahaan asuransi umum diperkirakan belum memenuhi modal minimum Rp250 miliar pada 2026.
  • Sebagian besar perusahaan masih memiliki kesempatan mengejar pemenuhan modal dengan perbaikan kinerja hingga akhir 2025.
  • AAUI menyiapkan opsi termasuk kemitraan strategis dengan investor global seperti ISG dan anak usaha World Bank, dengan tetap memperhatikan regulasi dan struktur permodalan.

Jakarta – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengungkapkan bahwa hingga saat ini masih terdapat sekitar 5 hingga 10 perusahaan asuransi umum yang diperkirakan belum dapat memenuhi ketentuan modal minimum Rp250 miliar pada 2026.

Ketua AAUI, Budi Herawan, menyebut kondisi tersebut masih sangat dinamis dan bergantung pada kinerja masing-masing perusahaan hingga akhir 2025.

“Menurut saya ini masih terus bergerak (perkembangan permodalan), fluktuatif. Saat ini kisaran antara 5 sampai 10 perusahaan yang belum penuhi modal minimum,” ujarnya saat ditemui usai konferensi pers Kinerja Asuransi Umum Kuartal III di Jakarta, Kamis, 20 November 2025.

Baca juga: Pendapatan Premi Asuransi Umum Tembus Rp84,72 Triliun di Kuartal III 2025

Meski jumlahnya relatif kecil, Budi mengingatkan bahwa risiko keterlambatan tetap ada, terutama bagi perusahaan dengan pertumbuhan yang stagnan.

Namun ia menilai sebagian besar pelaku industri masih memiliki peluang untuk mengejar pemenuhan modal. Bahkan, dengan membaiknya performa industri, ia berharap jumlah perusahaan yang rawan tidak memenuhi modal dapat terus menyusut.

“Harapan saya sih ada perbaikan kinerja. Mungkin tersisa di akhir tahun, dan masih bisa dikejar setahun depan lagi,” tambahnya.

Untuk membantu perusahaan yang terancam tidak memenuhi ketentuan, AAUI telah menyiapkan beberapa opsi penyelamatan, termasuk kemitraan strategis dengan investor global.

“Ada beberapa opsi, ya bisa mencari partnership. Kita juga sudah bantu mulai berbincang-bincang dengan ISG, terus anak usahanya World Bank juga,” ungkap Budi.

Baca juga: Naik KRL dan LRT Jabodebek Kini Bisa Bayar dengan QRIS Tap Livin’ by Mandiri

Ia menyebut ISG telah menunjukkan minat awal dan siap membuka peluang permodalan.

“Di situ dia juga sudah mengeluarkan tangan. Tinggal kita mematangkan dulu apakah ini bisa menjadi satu opsi,” jelasnya.

Namun ia menegaskan bahwa setiap opsi membutuhkan kesiapan regulasi serta kesesuaian struktur permodalan dengan kebutuhan investor. (*) Alfi Salima Puteri

Related Posts

News Update

Netizen +62