Jakarta – Direktur Keuangan & Risiko PT Waskita Beton Precast Tbk, MC Budi Setyono, menargetkan pendapatan usaha di 2018, mencapai sebesar Rp9,7 triliun dan lababersih sebesar Rp1,4 triliun.
Target tersebut optimis tercapai karena pihaknya akan menaikan kapasitas produksi, dari saat ini sebesar 3,25 Juta ton/tahun, menjadi 3,75 juta ton/tahun.
“Peningkatan kapasitas ini berasal dari dua plant baru kami di Penajam dan Medan serta peningkatan dari kapasitas produksi eksisting,” jelasnya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, 8 Febuari 2018.
Budi melanjutkan, apabila pada 2018 diawali dengan modal yang baik oleh WSBP. Pada bulan Januari lalu, anak perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) ini berhasil masuk dalam Indeks LQ45 atau 45 saham unggulan yang tergolong kategori likuid periode Februari-Juli 2018.
Baca juga: Kontrak Waskita Beton Capai Rp 16,5 Triliun Hingga Juli 2017
Hanya berselang sebulan, pencapaian pun kembali diterima oleh perusahaan. Kali ini, saham WSBP masuk dalam Indeks Kompas 100 sebagai suatu indeks saham dari 100 saham perusahaan publik yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Saham-saham yang terpilih untuk dimasukkan dalam indeks Kompas100 ini memiliki likuiditas yang tinggi, nilai kapitalisasi pasar yang besar, serta saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik.
Pencapaian keduanya semakin didukung oleh masuknya WSBP dalam Index Morgan Stanley Capital Internasional (MSCI) 2017.
Hal ini karena saham WSBP merupakan sebagai saham liquid. Selain itu, perusahaan mampu memenuhi indicator yang menjadi syarat utama untuk masuk ke dalam indeks MSCI, yaitu berdasarkan kinerja fundamental emiten, likuiditas, dan kapitalisasi pasar.
Ia menyatakan dengan masuknya WSBP dalam indeks-indeks tersebut, diharapkan menjadi katalisator bagi peningkatan harga saham ke depannya. Hal ini karena indeks inimenjadi acuan bagi investor untuk melihat pergerakan pasar dan kinerja portofolio investasinya.
“Kami akan terus berusaha meningkatkan sisi fundamental perusahaan sebagai upaya konsistensi perusahaan masuk dalam jajaran indeks tersebut. Kami meyakini bahwa saham yang memiliki kinerja fundamental yang baik dan likuiditas tinggi dapat menarik antusiasme pasar untuk melakukan transaksi. Sehingga nantinya hal ini juga meningkatkan kinerja saham perusahaan,” ujarnya,
Budi mengungkapkan jika perusahaan menyiapkan beberapa strategi melalui aksi korporasi yang turut mempengaruhi agresivitas saham perusahaan.
Pada tahun 2018 ini, perusahaan menyadari kuatnya persaingan di industri konstruksi dan beton, sehingga perusahaan semakin meningkatkan kualitas produk dan layanan pada proyek-proyek yang dikerjakan pada tahun ini.
Oleh karena itu, untuk mendukung kemajuan perusahaan dalam pengerjaan proyek-proyek tersebut, WSBP pun diperkuat dengan adanya sertifikasi sistem manajemen terintegrasi versi terbaru.
Di mana, pada akhir tahun 2017 lalu, WSBP memperoleh 3 (tiga) sertifikasi sistem manajemen terintegrasi yaitu ISO 9001: 2015 terkait Quality Management System, 14001:2015 mengenai Environment Management System, dan OHSAS 18001:2007 mengenai Occupational, Health and Safety Management System sebagai suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja/K3. (*)