Jakarta–Era kepemimpinan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah resmi berganti kemarin, dari Muliaman D Hadad menjadi Wimboh Santoso. Namun di era kepemimpinan yang baru ini tentu berbeda pula tantangan OJK ke depan.
Mantan Ketua Umum Perbanas yang juga bankir berpengalaman, Sigit Pramono pun sedikit angkat bicara terkait didapuknya Dewan Komisioner OJK yang baru tersebut.
Jika lima tahun lalu periode Muliaman dianggap sebagai masa transisi, saat ini kata Sigit tantangan Wimboh cs jauh lebih berat dan menjadi masa bagi OJK untuk membuktikan bahwa lembaga negara tesebut berjalan sesuai dengan yang diamanatkan UU dalam mengawasi industri keuangan.
Seperti diketahui, sebelum lahir OJK, peran pengawasan dijalankan oleh Bank Indonesia (BI) dan juga Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), kemudian setelah OJK berdiri kedua fungsi tersebut dilebur menjadi satu didalam tubuh OJK.
Sigit menambahkan, jika kondisinya sama dengan masa BI dan Bapepam, berarti terdapat hal yang kurang tepat. “Sekarang bagaimana menentukan bahwa langkah yang dijalankan sesuai dengan visi misi,” kata Sigitdi Jakarta, Kamis, 20 Juli 2017.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, selain dari faktor internal, yakni perwujudan visi dan misi, OJK juga harus menghadapi tantangan dari eksternal. Tantangan ini lahir dari faktor ekonomi global dan juga kebijakan dari Negara lain.
“Bagaiamanapun juga, dampak dari kedua faktor tersebut akan besar bagi sektor bank dan juga nonbank, termasuk pasar modal,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga