Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) optimis target bisnis perseroan akan tercapai di akhir 2018 yang ditopang oleh peningkatan kredit, lantaran adanya relaksasi Loan to Value (LTV) dan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) serta penurunan biaya dana dan biaya operasional dari masuknya aliran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Direktur Bank BTN Iman Nugroho Soeko mengungkapkan, bahwa Bank Indonesia (BI) telah memberlakukan relaksasi LTV yang berlaku mulai 1 Agustus 2018. Begitu pula dengan rencana OJK yang akan merelaksasi beberapa ketentuan seperti mengubah perhitungan ATMR, mengubah larangan pemberian kredit untuk pengolahan tanah bagi pengembang, mendorong pendanaan KPR melalui sekuritisasi, meningkatkan batas pembiayaan dengan agunan, dan meningkatkan koordinasi dengan instansi lain.
Selain itu, kata dia, pada semester kedua tahun ini, Bank BTN juga kembali masuk dalam daftar bank penyalur FLPP yang akan membantu mengurangi beban biaya baik operasional maupun dana. “Dengan berbagai stimulus tersebut serta kesiapan Bank BTN menggarap berbagai peluang bisnis yang ada, kami meyakini akan tetap mencatatkan realisasi kinerja bisnis sesuai target yang telah ditetapkan sejak awal tahun,” ujarnya di Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.
Menurutnya, optimisme tersebut juga didukung angka backlog di Indonesia yang masih tinggi. Selain itu, kredit pemilikan rumah (KPR) masih menjadi opsi utama bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki rumah. Data bank sentral juga menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen atau sebanyak 75,21 persen menggunakan fasilitas KPR untuk membeli properti residensial. Kemudian sebanyak 16,13 persen memilih membeli hunian dengan skema tunai bertahap dan 8,66 persen dengan skema tunai.
“Kami pun terus melakukan berbagai inovasi dan transformasi untuk menggarap peluang bisnis yang ada. Bank BTN juga terus menggelar promosi untuk meningkatkan penyaluran kredit perseroan secara keseluruhan terutama KPR,” ucap Iman.
Bisnis KPR emiten bersandi saham BBTN ini terus mencatatkan laju pertumbuhan positif dan di atas rata-rata industri perbankan nasional. Hingga Juli 2018, Bank BTN mencatatkan penyaluran KPR dan pembiayaan pemilikan rumah (PPR) sekitar Rp157,55 triliun. Posisi tersebut naik sekitar 22,07 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp129,07 triliun pada Juli 2017. Sementara, data Bank Indonesia merekam KPR dan KPA industri perbankan nasional hanya tumbuh di level 13,52% yoy per Juni 2018.
“Kami meyakini akan terus mencatatkan kinerja positif di atas rata-rata dan mencapai target bisnis pada akhir tahun nanti,” tegas Iman.
Secara keseluruhan, hingga bulan ketujuh tahun ini, kredit dan pembiayaan Bank BTN tumbuh di level sekitar 19,55 perse (yoy) dari Rp178,58 triliun menjadi sekitar Rp213,5 triliun. Bank BTN juga telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sekitar Rp188,33 triliun atau naik sekitar 17,27 persen (yoy) dari Rp160,59 triliun. Dengan kinerja tersebut, Bank BTN mencatatkan total aset sekitar Rp264,51 triliun pada Juli 2018 atau naik 17,73 persen (yoy) dari Rp224,68 triliun di akhir Juli 2017. (*)