Jakarta – Prajogo Pangestu, selaku pemegang saham utama PT Barito Pacific Tbk (BRPT), telah melakukan pembelian 22,9 juta saham dari publik yang meningkatkan kepemilikannya menjadi 77,10%.
Sebelumnya, dalam PUT II (rights issue) yang telah selesai pada Juni 2018, Prajogo Pangestu telah melaksanakan haknya sebesar Rp7,4 triliun dan melakukan pemesanan tambahan sebesar Rp1,4 triliun pada harga Rp2.330 per saham yang meningkatkan kepemilikannya dari 71.2% menjadi 77.0%.
Terkait pelaksanaan rights issue, BRPT menggunakan hasil PUT II untuk mengakuisisi Star Energy. Sebagai produsen energi panas bumi terbesar di Indonesia dan kedua di dunia berdasarkan kapasitas produksi, Star Energy akan membantu diversifikasi pendapatan BRPT dengan arus kas kontraktual jangka panjang.
Star Energy saat ini memiliki
kapasitas 875 MW dan memiliki rencana untuk meningkatkan menjadi 1.200 MW dalam lima
tahun ke depan.
Menurut Kepala Analis Narada Kapital Indonesia, Kiswoyo Adi Joe pada Rabu, 11 Juli 2018, prospek bisnis BRPT akan meningkat pasca akuisisi Star Energy.
Merujuk harga saham BRPT saat ini, menurut Kiswoyo sangat murah. Dia melihat, aksi penambahan saham Prajogo di Barito merupakan kepedulian dan optimisme owner terhadap perusahaannya. Tentunya, hal itu akan menjadi sentimen positif bagi investor publik maupun ritel.
”Efeknya bagus, sebagai owner atau pemilik melihat harga saham BRPT saat ini sudah murah sekali. BRPT masih di bawah harga wajar, hal ini bisa menjadi menjadi sentimen positif bagi investor publik dan institusi untuk masuk,” ujar Kiswoyo.
Dengan begitu, bilang dia, investor tidak akan bingung lagi terkait harga wajar BRPT di pasar saham Indonesia. “Ownernya saja berani, apalagi investornya. Investor sebelumnya bingung, karena orang tahu kan sebelum harga naik, pasti harus masuk. Jadi ini akan banyak masuk dari para investor,” ucap Kiswoyo.
Jikalau dari hitungan yang ada, lanjut Kiswoyo, harga saham Barito akan makin meningkat pula. Dia memperkirakan, posisi harga saham Barito bisa mencapai Rp3.000 per saham.
Kenaikan harga saham Barito, dia mengaku, karena bisnis Barito Pacific tidak memiliki kompetitor. Sehingga, bisnis yang dijalankannya akan melenggang terus. Pada akhirnya berdampak baik bagi kinerja keuangan perseroan ke depannya.
“Kinerja BRPT utamanya ditopang oleh Chandra Asri/TPIA dengan bisnis petrokimianya. Di sini kan kebutuhan petrokimia masih banyak dipenuhi impor. Di Indonesia hanya grup Barito satu-satunya perusahaan petrokimia yang terintegrasi dan terbesar di Indonesia. Ditambah lagi ada Star Energy, maka akan memberikan nilai tambah lebih bagi Barito,” sebut dia.
Seperti diketahui, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk., anak entitas BRPT yang merupakan satu-satunya
perusahaan petrokimia terintegrasi dan terbesar di Indonesia, baru-baru ini telah menyelesaikan pemilihan teknologi untuk komplek petrochemical kedua dengan perkiraan
investasi sekitar US$4-5 miliar. Komplek petrokimia kedua akan terdiri dari 1,1 MMTA ethylene dengan berbagai produk hilir, yang ditargetkan beroperasi pada awal tahun 2024. BRPT juga memiliki operasi greenfield sebagai produsen listrik independen melalui kerjasama
dengan PT Indonesia Power untuk proyek pembangkit listrik PLTU Suralaya 9-10 Ultra Super Critical (2 x 1.000 MW) dengan total biaya proyek sebesar US$3.1 Miliar. Proyek tersebut telah mengumumkan pemilihan EPC dan menargetkan financial closing pada kuartal I-2019.
Senada dengan Kiswoyo, Analis dari AAEI Reza Priyambada menjelaskan, aksi penambahan kepemilikan saham yang dilakukan oleh Prajogo di Barito, merupakan sikap kepercayaan pemilik terhadap perusahaannya. Apalagi, setelah Barito sukses mengakuisisi Star Energy. Jadi, ada potensi positif yang akan dikejar perusahaan.
“Bayangkan energi terbarukan belum sepenuhnya digunakan. Ke depan secara bertahap akan menggantikan minyak bumi dan batu bara, dan energi ini bisa dipebarui serta ini lebih murah dari pada batu bara dan minyak bumi. Jadi prospek energi panas bumi yang dimiliki Star Energy ini akan bagus ke depannya dan potensi bisnis Barito masih akan terus berkembang,” tegas Reza.
Harga saham yang masih terbilang murah, Reza menyebutkan, maka pemilik menambah lagi porsi kepemilikan saham di perusahaannya. Bisa dipastikan, ada agenda yang bagus, setelah Prajogo menambah lagi kepemilikan sahamnya di Barito Pacific. (*)