Jakarta–Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap optimis industri perbankan tetap akan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi di 2017, terutama dengan semakin banyaknya pembangunan infrastruktur yang dilakukan Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II OJK, Budi Armanto menilai, kondisi perbankan saat ini masih sangat baik, terutama dengan semakin tebalnya permodalan untuk mengantisipasi berbagai risiko yang ada.
“Kondisi perbankan relatif baik dengan arah positif terlihat dari meningkatnya Banking Condition Indicator, ditopang oleh kenaikan CAR (rasio kecukupan modal), perbaikan indeks harga saham sektor keuangan, dan suku buga PUAB (pasar uang antarbank) yang relatif menurun,” tuturnya dalam Seminar Nasional Infobank Outlook 2017 di Jakarta, Kamis, 27 Oktober 2016.
Secara umum, OJK melihat potensi industri perbankan nasional tetap terbuka pada tahun depan, antara lain:
– Potensi bisnis perbankan yang besar dengan pasar domestik yang luas, dan ditopang oleh deregulasi kebijakan ekonomi pemerintah di berbagai bidang/sektor ekonomi serta masih rendahnya loan to GDP ratio sekitar 38%.
– Proyek pengembangan infrastruktur oleh pemerintah yang membutuhkan dukungan layanan perbankan (financing).
– Produk-produk perbankan yang masih relatif tradisional berpotensi dikembangkan menjadi semakin kompleks.
– Inflasi yang rendah membuka ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan, sehingga berimbas kepada suku bunga kredit yang lebih rendah.
– Suku bunga yang rendah berpotensi meningkatkan permintaan kredit perbankan di tengah pertumbuhan ekonomi domestik yang relatif membaik.
– Profitabilitas perbankan yang cukup tinggi sangat menarik bagi investor.
– Kebijakan Tax Amnesty menyebabkan arus modal masuk (capital inflow) cukup besar. (*)
Editor: Paulus Yoga