Jakarta–PT BPD DKI (Bank DKI) membukukan laba bersih sebesar Rp344 miliar per Juni 2017. Raihan laba diklaim Direktur Utama Bank DKI, Kresno Sediarsi didorong oleh peningkatan fee based income yang bersumber dari fee ATM, JakCard dan JakMobile.
Pertumbuhan laba juga didorong oleh menurunnya beban CKPN seiring dengan membaiknya kualitas kredit yang tercermin dalam penurunan rasio kredit bermasalah atau NPL.
Rasio NPL Bank DKI terus membaik secara signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. NPL Gross Bank DKI per Juni 2017 tercatat pada 4,73 persen, jauh membaik dari posisi 7,77 persen per Juni 2016. “Membaiknya rasio NPL tersebut didorong upaya penagihan kredit secara intensif, lelang eksekusi, pengambilalihan agunan, restrukturisasi kredit, dan hapus buku,” terang Kresno dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis, 20 Juli 2017.
Selain upaya perbaikan rasio NPL, lanjutnya, Bank DKI juga melakukan perbaikan proses kredit untuk memastikan penyaluran kredit baru dilakukan secara prudent. Beberapa hal yang dilakukan, papar Kresno antara lain adalah menyempurnakan SOP, penataan kewenangan memutus kredit sesuai dengan prinsip four eyes principles, sentralisasi proses analisa dan admin kredit, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dibidang perkreditan.
Sebagai dampak dari perbaikan proses kredit, penyaluran kredit Bank DKI mulai menunjukkan pertumbuhan dari Rp24,87 triliun per Desember 2016, menjadi Rp25,52 triliun per Juni 2017. “Pada semester dua 2017, Bank DKI akan lebih gencar menyalurkan kredit sesuai dengan target dalam Rencana Bisnis Bank,” ujar Kresno. (Bersambung ke halaman berikutnya)