Jakarta – Kepala Kantor Staf Presiden, Moeldoko mengungkapkan, kegiatan perekonomian yang terintegrasi secara global telah mempengaruhi kondisi ekonomi di domestik, namun dinamika yang terjadi di dalam negeri masih mampu ditopang fundamental yang kuat.
Dia menyebutkan, sejauh ini fundamental perekonomian Indonesia masih menunjukkan fundamental yang kuat di tengah terintegrasinya sistem ekonomi global. “Ekonomi kita tidak hidup di ruang hampa,” ujar Moeldoko di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa, 18 September 2018.
Dia menyebutkan, penjelasan pemerintah terkait tren depresiasi rupiah terhadap dolar AS dinilai oleh berbagai kalangan sebagai sikap yang hanya mencari alasan semata.
“Ada pihak yang bilang, pelemahan rupiah jangan dikait-kaitkan dengan kondisi global,” ujarnya.
Namun, jelas dia, pelemahan rupiah dan perubahan kondisi ekonomi domestik terpengaruh oleh dinamikan di lingkup global.
Baca juga: Ditengah Perlambatan Ekonomi Global, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dipatok 5,3%
Dengan demikian, kata Moeldoko, Indonesia tidak bisa memungkiri potensi perubahan ekonomi akibat situasi perang dagang antara AS dan China, krisis ekonomi di Turki maupun Argentina. “Tetapi, sejauh ini ekonomi kita sungguh sangat aman. Situasi yang terjadi sekarang ini hanya bersifat sementara,” imbuhnya.
Perlu diketahui, pada hari ini Moeldoko membuka perdagangan di BEI yang juga dibarengi seromeni pencatatan perdana saham PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI) dan PT Arkadia Digital Media (DIGI).
Pada pembukaan perdagangan perdana tersebut, saham PANI langsung melesat menyentuh titik atas autorejection atau menguat sebesar 69,44 persen dari Rp108 ke level Rp183 per saham. Begitu pula dengan DIGI yang menyentuh titik atas autorejection atau menguat 70 persen dari Rp140 ke Rp340 per saham.
Penguatan harga saham dua emiten itu terjadi saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,26 persen ke level 5.808. (*)