Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (BTN) menyambagi Komisi XI DPR-RI untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP). Di depan Anggota Komisi XI DPR-RI, Direktur Utama Bank BTN Maryono menyampaikan, pentingnya penerapan Good Corporate Governance (GCG) untuk mendukung bisnis perseroan.
Menurut Maryono, dalam menghimpun dana simpanan masyarakat, perseroan terus mengutamakan GCG. Hal tersebut menyikapi permintaan Komisi XI DPR-RI agar Bank BTN dapat berhati-hati dalam mengelola dana masyarakat untuk tetap menjaga kepercayaan kepada perbankan. Hal ini seiring dengan maraknya pembobolan dana nasabah.
“Kami berterima kasih pada Komisi XI yang mengingatkan manajemen untuk mengutamakan GCG dari menjalankan bisnis. Masukan ini kita sambut positif sebagai tambahan semangat perseroan yang dipimpinnya tetap GCG,” ujar Maryono di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin, 23 April 2018.
Maryono menjelaskan pihaknya akan menindak tegas terhadap karyawan perseroan yang terlibat pada kasus yang merugikan nasabah dan terbukti melanggar hukum. Selain itu, kata dia, Bank BTN juga akan membantu pihak berwenang seperti Kepolisian untuk mengawal proses hukum jika terjadi kasus seperti pembobolan dana nasabah.
Baca juga: Ini Langkah BTN Antisipasi Pembobolan Dana Nasabah
“Perseroan akan mematuhi dan menghormati proses hukum yang berlaku dan tidak akan melindungi pihak manapun yang terkait dengan kasus yang secara hukum terbukti salah dan merugikan nasabah,” tegas Maryono.
Di sisi lain, pihaknya juga akan terus meningkatkan keamanan pelayanan jasa dan produk perseroan demi kenyamanan nasabah. Dirinya juga menghimbau kepada nasabah perseroan untuk bekerjasama dengan bank dalam memastikan proses layanan perbankan itu sesuai prosedur dan didukung dokumen yang sah dari bank.
“Untuk keamanan transaksi perbankan kami menghimbau nasabah untuk melakukan transaksi di kantor cabang Bank BTN yang secara sistem tercatat dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan,” paparnya.
Bank BTN sendiri telah mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 23,54 persen (yoy) menjadi Rp194,48 triliun per Maret 2018. Pos tabungan menjadi penyumbang pertumbuhan terbesar dengan kenaikan mencapai 43,35 persen (yoy). Kemudian, giro Bank BTN pun naik 22,55 persen (yoy) dan deposito tumbuh 16,87 persen (yoy).
Dengan kenaikan giro dan tabungan, porsi dana murah (current account and savings account/CASA) perseroan pun terus naik dari 46,04 persen pada Maret 2017 menjadi 48,95 persen pada Maret 2018. (*)