Jakarta – PT Pegadaian (Persero) menargetkan laba bersihnya di tahun ini sebesar Rp2,7 triliun atau meningkat 7,14 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu yang terealisasi sebesar Rp2,5 triliun.
Direktur Utama Pegadaian Sunarso mengaku telah menyiapkan beberapa strategi utama agar laba bersih di 2018 tercapai. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas Iayanan seperti digitalisasi business process, kenyamanan Iayanan di outlet, revitalisasi gudang dan Iogistik, serta pelayanan prima kepada nasabah.
Selain itu, perseroan juga akan memperluas jangkauan & jenis Iayanan meliputi peningkatan jumlah agen, memberikan Iayanan online melalui mobile aplikasi, menambah produk baru seperti gadai tanpa bunga, gadai tanah syariah, dan Iayanan berbasis fintech.
“Untuk strategi dalam menghadapi tantangan antara lain melakukan transformasi pengembangan kanal distribusi, maupun produk yang berbasis digital. Digitalisasi proses bisnis dan transformasi di area human capital termasuk corporate culture yang saat ini tengah dilakukan oleh kami,” ujarnya di Jakarta, Kamis, 15 Maret 2018.
Lebih lanjut Sunarso mengungkapkan, bahwa kondisi persaingan dl bisnis Pegadaian saat ini semakin ketat, antara lain disebabkan oleh terbitnya Peraturan OJK 31/2016 yang memungkinkan masuknya pemain-pemain baru di lndustri pergadaian, sepertl financial technology (fintech).
Baca juga: Pegadaian Catat Laba Bersih Rp2,5 Triliun di 2017
“Namun, kami optimis dengan strategi yang dijalankan agar Pegadaian tetap dapat mempertahankan pangsa pasar di industri gadai dan mampu mendiversifikasi mesin pertumbuhan pada produk-produk non-gadai,” ucapnya.
Di sisi lain, Pegadaian sebagai Badan Usaha Millk Negara (BUMN) juga terus berusaha dengan meningkatkan kontribusinya kepada Negara seperti yang dilakukan pada tahun 2017 dengan berkontribusi terhadap pembayaran Pajak sebesar Rp1,6 triliun dan setoran deviden diperkirakan sebesar 1,02 trilliun.
Sementara itu, untuk kebutuhan pendanaan sepanjang tahun ini, Perseroan menerbitkan obligasi benkelanjutan lll tahap ll dengan nilai total emisi Rp3,5 trillun yang akan digunakan untuk keperluan reflnancing obligasi, modal kerja dan pelunasan Surat Utang Pemerintah (SUP) yang jatuh tempo, serta mengejar target Outstanding Loan (OSL) periode 2018.
“Kami juga menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) senilai Rp500 miliar yang digunakan untuk memperbaiki struktur pendanaan untuk memperoleh cost of fund yang lebih baik,” tutupnya. (*)