Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini dibuka turun 23.37 atau 0,39% ke level 5,933.46 pada perdagangan Senin, 14 Mei 2018.
Derasnya sentimen negatif yang muncul di pasar saham dalam negeri menjadi salah satu pemicunya, seperti Bom bunuh diri yang meledak di GKI Surabaya, Jalan Diponegoro, kemarin.
Alhasil kondisi tersebut nampaknya membuat investor hati-hati dan wait and see atau atau melakukan aksi tunggu sinyalmen positif kuat yang bakal muncul.
Berdasarkan data statistik perdagangan preopening bursa pagi ini, nilai transaksi hanya tercatat sebesar Rp25,84 miliar dengan frequensi sebesar 1.387 kali transaksi.
Mengutip riset Samuel Sekuritas Indonesia, Wall Street sendiri berakhir mixed pada akhir pekan kemarin setelah saham sektor kesehatan terdongkrak dengan munculnya rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengatasi tingginya harga obat-obatan, namun saham sektor teknologi mengalami pelemahan.
Sementara itu, bursa saham Eropa meneruskan reli pada Jumat dengan indeks STOXX 600 Eropa naik 0,11 persen. Angka indeks terus mencatatkan peningkatan mingguan dalam tujuh pekan terakhir.
Baca juga: Ancaman Bom, Buat Rupiah Kembali Dekati Rp14.000/US$
Disisi lain dari dalam negeri, akhir pekan kemarin IHSG ditutup menguat 0,83% atau 48,89 poin ke level 5.956,83.
IHSG pun hari ini diprediksi berpotensi melemah seiring pelemahan EIDO, pelemahan harga minyak dunia, tren pelemahan Rupiah, dan sentimen kasus bom di Surabaya.
“Mata uang Garuda bahkan sempat menembus ke atas Rp 14.000 per dollar AS. Jika dihitung sejak awal tahun hingga Jumat (11/5), rupiah melemah 2,99% menjadi Rp 13.960. Terhadap dollar Singapura, Rupiah juga masih melemah hingga 3,05% ytd. Rupiah semakin tak berdaya saat dihadapkan dengan Yen, dimana telah anjlok 6,10% sepanjang tahun ini,” jelas riset Samuel Sekuritas Indonesia. (*)