Jakarta- Bank Indonesia (BI) memprediksi angka neraca pembayaran Indonesia hingga kuartal VI-2018 akan mengalami surplus sebesar US$ 4 miliar. Hal tersebut seiring dengan arus modal asing yang masuk.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo di Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia Jakarta, Jumat 28 Desember 2018. Menurutnya, walau neraca pembayaran masih mampu surplus namun untuk defisit transaksi berjalan atau current account deficit masih berpotensi terjadi.
“Neraca pembayaran kuartal empat tahun ini akan mengalami surplus kurang lebih sekitar US$4 miliar, meskipun defisit CAD masih lebih tinggi dari 3 persen terhadap PDB,” kata Perry di Jakarta, Jumat 28 Desember 2018.
Tak hanya itu, dirinya menilai proyeksi neraca pembayaran surplus tersebut diharap semakin memperkuat rupiah yang mulai stabil dan cenderung semakin menguat hingga akhir tahun 2018.
“Arus modal asing dari bentuk PMA, investasi portofolio, maupun lainnya itu jauh lebih besar sehingga secara keseluruhan neraca pembayaran di kuartal-4 2018 kita perkirakan mengalami surplus dan itu akan membawa rupiah yang stabil dan menguat,” tambah Perry.
Asal tahu saja, neraca pembayaran Indonesia pada kuartal III 2018 masih mengalami defisit sebesar US$4,4 miliar. Angka tersebut terus melebar bila dibandingkan dengan kondisi neraca pembayaran di kuartal II 2018 yang tercatat defisit sebesar US$4,3 miliar, dan di kuartal I 2018 yang juga mengalami defisit hingga sebesar US$3,9 miliar.(*)