Bali – Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Aloysius Kiik Ro mengungkapkan beberapa perusahaan BUMN akan menerbitkan obligasi (surat utang).
Dana yang dihimpun mencapi Rp65 triliun untuk pembiayaan kembali (refinancing) utang yang jatuh tempo.
“Sekitar Rp65 triliun (obligasi), saya hitung dari refinancing tahun ini saja jatuh tempo, belum lagi yang issue baru. BUMN saja di 2016 sudah mencapai Rp100 triliun,” ujar Aloysius, dalam acara ‘Underwriting Network 2017’ di Kuta, Bali, Sabtu 11 Maret 2017.
Tak hanya itu, Aloysius juga mengaku, dua anak usaha perusahaan BUMN juga bakal mendapatkan dana dari sekuritisasi aset sebesar Rp12 triliun. Sekuritisasi ini akan dimulai pada kuartal II-2017
Kedua anak perusahaan itu terdiri dari anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR). “Anak usaha PLN rencana (sekuritisasi aset) Rp10 triliun dan anak usaha Jasa Marga Rp2 triliun,” ucapnya
Untuk sekuritisasi aset anak usaha PLN, Aloysius tidak menceritakan secara jelas. Dirinya hanya bilang pada salah satu pembangkit. “Salah satu pembangkit, kemudian kita monetisasi. Itu antara induk dan anak. Banyak anaknya, yang gede saja,” jelas Aloysius.
Sekuritisasi adalah proses penjualan aset piutang dari kreditor awal kepada pihak lain (dalam hal ini investor), sehingga kreditor awal menerima dana segar dari penjualan piutang, dan investor akan menerima bunga dengan memegang investasi yang berasal dari investasi tersebut. (*)