Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengakui bahwa mencapai target swasembada pangan pada tahun 2027 yang diinginkan oleh Presiden Prabowo Subianto tidak akan mudah.
Zulhas menjelaskan bahwa ada berbagai masalah di sektor pertanian yang harus diselesaikan, mulai dari ketersediaan pupuk, sarana infrastruktur bendungan, hingga irigasi.
“Menurut saya menuju swasembada itu ruwet. Ya, ruwet. Saya nggak tahu, mungkin [alasan] Pak Prabowo bikin [jabatan] Menko Pangan barangkali [karena hal ini],” kata Zulhas dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Selasa, 3 Desember 2024.
Baca juga: Prabowo Tinjau Infrastruktur Areal Lumbung Pangan di Merauke, Ada Apa?
Meskipun begitu, Zulhas tetap optimis bahwa swasembada pangan dapat tercapai. Ia meyakini dukungan kokoh dari Presiden akan membantu menyelesaikan tantangan tersebut.
“Inilah saya kira yang harus kita selesaikan, dan saya yakin ini bisa diatasi karena saya punya sandaran (dukungan) yang kokoh [dari] Presiden,” ujar Zulhas.
“Karena Presiden ini selalu ngomong (menekankan) soal swasembada pangan. Kalau Presiden itu mendukung, biasanya apa saja itu bisa diselesaikan,” tambahnya.
Baca juga: Kemenkeu Siapkan Anggaran Program Swasembada Pangan Prabowo
Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan, Anggito Abimanyu, mengungkapkan bahwa Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sedang menyiapkan anggaran untuk mendukung program swasembada beras yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo.
Anggito menyebutkan bahwa lahan seluas 1 juta hektare sawah di Maluku sudah mulai dikerjakan sebagai langkah awal untuk merealisasikan cita-cita tersebut.
“Beliau (Presiden Prabowo) sudah mencanangkan [dalam] lima tahun ini. Swasembada beras, sudah ada embrionya di Maluku, 1 juta hektare sawah sudah (yang sedang) dikerjakan. Suatu integrated ekosistem yang sangat bagus,” ujar Anggito dalam Rapat Terbuka Senat Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, Senin, 28 Oktober 2024.
Baca juga: Presiden Prabowo Bakal Angkat Anggito Abimanyu jadi Menteri Penerimaan Negara
Presiden Prabowo juga menginginkan pembangunan 3 juta hektare sawah di Indonesia. Anggito berharap dengan luasan tersebut, Indonesia akan menjadi penghasil beras terbesar di dunia.
“Kalau kita bangun 3 juta maka Indonesia akan menjadi penghasil beras terbesar di dunia, tapi step by step lah, 1 juta dulu, kami akan siapkan anggaranya. Nomor 1 swasembada, make sure kita tidak ada impor beras,” jelasnya.
“Make sure kita cukup untuk menghidupi rakyat kita melalui pangan dan produk yang ada,” lanjut Anggito. (*)
Editor: Yulian Saputra
Jakarta - PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) sebagai anak usaha dari PT Rukun Raharja… Read More
Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) secara resmi mengumumkan telah menutup layanan penjualan untuk seluruh… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Rabu, 8… Read More
Jakarta - Harga saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Kentanix Supra International Tbk… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mancatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2024 sebesar USD155,7 miliar. Angka… Read More
Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir, Bank Mandiri terus berkomitmen mendukung pengembangan olahraga nasional. Mengawali… Read More