Jakarta – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) membukukan pendapatan sebesar Rp12,55 triliun di kuartal III 2024. Raihan pendapatan tersebut dikontribusikan dari segmen infrastruktur dan gedung, industri, EPC serta realti properti.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, emiten kontruksi BUMN ini mencatat laba kotor sebesar Rp1,06 triliun, dengan Gross Profit Margin (GPM) sebesar 8,4 persen, meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8,1 persen.
“Hal ini menunjukkan kemampuan eksekusi proyek WIKA yang semakin excellence, terutama pada lini bisnis utama yang menjadi core operasi Perseroan, seperti infrastruktur & gedung serta EPCC yang naik rata-rata 0,6 persen dari tahun sebelumnya,” kata Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito, dikutip Kamis, 31 Oktober 2024.
Selain membukukan peningkatan margin laba kotor, WIKA juga mencatatkan peningkatan laba usaha sebesar Rp839,75 miliar atau meningkat 55,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca juga : Dengan Pasukan Birokrasi yang Besar, Prabowo Mampu Mewujudkan Janjinya?
Dengan demikian Operating Profit Margin (OPM) Perseroan berhasil meningkat dengan peningkatan yang sama secara year on year.
Sejalan dengan langkah perseroan untuk terus mempercepat upaya penyehatan keuangan, dari sisi neraca WIKA berhasil memperbaiki kolektabilitas piutang hingga 30,4 persen menjadi sebesar Rp6,61 triliun dari Rp9,50 triliun per September 2023.
Selain itu, WIKA juga terus berupaya maksimal untuk melakukan pembayaran kepada mitra kerja, sehingga utang usaha perseroan tercatat menurun hingga 50,7 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, arus kas atas aktivitas operasi perseroan juga menunjukkan perbaikan hingga 86,9 persen dari -Rp1,67 triliun menjadi -Rp218,94 miliar di kuartal III 2024.
Baca juga : Perluas Pasar, WOM Finance Targetkan Buka 7 Cabang Baru di 2025
Perbaikan ini merupakan hasil dari upaya transformasi Perseroan yang fokus dalam peningkatan likuiditas sebagai upaya penyehatan keuangan.
“Manajemen percaya dengan meningkatkan tata kelola, perkuatan manajemen risiko, keunggulan eksekusi proyek, fokus terhadap likuiditas serta pengelolaan struktur modal kerja yang baik, perseroan akan mampu menjaga nilai kompetitifnya di masa mendatang,”jelasnya.
Kondisi likuiditas yang semakin baik ini tercermin dari current ratio perseroan yang telah meningkat menjadi 191,8 persen dengan rasio solvabilitas seperti rasio utang berbunga terhadap ekuitas (gearing ratio) dan Debt to Equity Ratio (DER) yang juga kini telah menurun menjadi 2,18 kali dan 3,12 kali dari posisi sebelumnya 3,10 kali dan 5,07 kali.
“Kami memberikan apresiasi kepada seluruh stakeholders yang telah mendukung upaya penyehatan perseroan, baik kepada lembaga keuangan atas selesainya proses restrukturisasi keuangan dan pemerintah yang telah memperkuat struktur permodalan WIKA,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar… Read More
Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank memiliki peluang ‘naik kelas’ ke Kelompok Bank… Read More
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More
Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More
Makassar – PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (Maximus Insurance) menyerahkan polis asuransi jaminan diri… Read More