Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, wabah mpox yang kini tengah melanda di Afrika bukan jenis virus Covid-19 baru. Hal ini karena pihak berwenang tahu cara mengendalikan penyebarannya.
“Wabah mpox bukanlah jenis COVID-19 lainnya karena banyak yang sudah mengetahui tentang virus ini dan cara mengendalikannya,” kata Direktur WHO Eropa Hans Kluge, dinukil Al Jazeera, dikutip Jumat, 23 Agustus 2024.
Ia mengatakan, meskipun diperlukan lebih banyak penelitian mengenai strain clade 1b yang memicu badan PBB untuk mendeklarasikan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC), penyebaran mpox dapat dikendalikan.
“Kami tahu cara mengendalikan mpox. Dan, di kawasan Eropa, diperlukan langkah-langkah untuk menghilangkan penularannya sama sekali,” jelasnya, dalam jumpa pers di Jenewa, beberapa waktu lalu.
Diketahui, mpox, infeksi virus yang menyebabkan lesi berisi nanah dan gejala mirip flu ringan namun dapat mematikan. Meski begitu, variasi mpox kelas 1b telah memicu kekhawatiran global karena tampaknya menyebar lebih mudah melalui kontak dekat.
Baca juga: Wabah Mpox jadi Darurat Kesehatan Global, Kenali Gejala hingga Penularannya
Kasus varian tersebut dikonfirmasi minggu lalu di Swedia dan dikaitkan dengan wabah yang semakin meningkat di Afrika.
Kluge menambahkan, fokus pada strain clade 1 yang baru memberi Eropa kesempatan untuk kembali fokus pada strain clade 2 yang tidak terlalu parah, termasuk saran dan pengawasan kesehatan masyarakat yang lebih baik.
“Sekitar 100 kasus baru strain clade 2 mpox kini dilaporkan di kawasan Eropa setiap bulannya, “ terangnya.
Ia menekankan, jalur utama penularan masih melalui kontak kulit ke kulit. Namun, kemungkinan seseorang yang berada dalam fase akut infeksi mpox, terutama dengan lepuh di mulut, dapat menularkan virus melalui droplet, seperti di rumah atau rumah sakit.
Juru bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan WHO tidak merekomendasikan penggunaan masker dan juga vaksinasi.
“Kami tidak merekomendasikan vaksinasi massal. Kami merekomendasikan penggunaan vaksin dalam situasi wabah untuk kelompok yang paling berisiko,” tambahnya.
WHO mengumumkan keadaan darurat kesehatan internasional pada tanggal 14 Agustus, karena prihatin dengan meningkatnya kasus penyakit kelas 1b di Republik Demokratik Kongo (DRC) dan penyebarannya ke negara-negara terdekat.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) pada hari Selasa (20/8) mengatakan, Kongo dan negara-negara Afrika lainnya dapat mulai melakukan vaksinasi terhadap mpox dalam beberapa hari.
Baca juga : Awas! Kasus Cacar Monyet di RI Bertambah Jadi 38 Kasus
CDC Afrika telah bekerja sama dengan negara-negara yang mengalami wabah mpox mengenai strategi logistik dan komunikasi untuk meluncurkan dosis vaksin dalam beberapa hari ke depan, menyusul janji dari Uni Eropa, pembuat vaksin Bavarian Nordic, Amerika Serikat dan Jepang.
“Kami belum memulai vaksinasi. Kami akan mulai dalam beberapa hari, jika kami yakin semuanya sudah siap. Akhir minggu depan vaksin akan mulai tiba di Kongo dan negara-negara lain,” Direktur Jenderal CDC Afrika Jean Kaseya.
“Kita perlu memastikan bahwa manajemen rantai pasokan, logistik siap untuk memastikan bahwa vaksin ini akan disimpan dengan aman dan dapat diberikan dengan aman kepada orang-orang yang membutuhkannya,” tambahnya.
Dia mengatakan, penelitian tentang kemanjuran berbagai vaksin akan terus berlanjut di Afrika ketika suntikan diberikan, sehingga negara-negara lebih memahami suntikan mana yang sesuai dengan konteksnya.
Adapun, negara-negara Afrika melaporkan lebih dari 1.400 kasus mpox tambahan selama seminggu terakhir. Hal ini menjadikan jumlah total kasus di 12 negara Afrika di mana mpox telah terdeteksi hampir 19.000 sejak awal tahun 2024. (*)
Editor : Galih Pratama
Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More
Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More
Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More
Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More
Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More
Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More