Nasional

WHO Sebut Penyebaran Virus H5N1 di Dunia Mengkhawatirkan

Jakarta – Awal pekan lalu, Pemerintah China melaporkan penemuan kasus flu burung yang menginfeksi manusia. Laporan tersebut tentu saja menyebabkan kekhawatiran bahwa virus tersebut akan memantik pandemi selanjutnya.

Dinukil Daily Mail, kasus flu burung di China sendiri terjadi pada pria dan wanita yang jarak lokasi keduanya lebih dari 800 mil.

Pada kasus pertama, wanita berusia 53 tahun asal Provinsi Jiangsu, di China Timur dinyatakan positif terinfeksi virus jenis H5N1 setelah menyantap ayam  pada 31 Januari 2023 dan dinyatakan positif H5N1 pada bulan Februari 2023.

Sementara pada kasus kedua, pria berusia 49 tahun di Provinsi Guangdong, China Selatan dinyatakan positif H5N6 setelah melakukan kontak dengan unggas hidup. Ia mengalami gejala pada 17 Desember 2022 dan dirawat di rumah sakit setempat selama empat hari.

Sebelum menyebar di China, seorang gadis berusia 11 tahun dari sebuah desa di provinsi tenggara Prey Veng, Kamboja meninggal dunia di sebuah rumah sakit di ibu kota, Phnom Penh.

Dari hasil pemeriksaan tim kesehatan setempat diketahui dirinya menderita flu burung Tipe A H5N1.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun memperingatkan bahwa dunia harus mempersiapkan potensi pandemi flu burung pada manusia.

“Situasi global H5N1 mengkhawatirkan mengingat penyebaran luas virus pada burung di seluruh dunia,” kata Direktur Kesiapsiagaan dan Pencegahan Epidemi dan Pandemi WHO Sylvie Briand dikutip laman resmi UN Nation, Rabu, 14 Maret 2023.

Pihaknya menyebut, laporan awal kematian massal terdapat pada mamalia seperti anjing laut dan beruang selain burung. Kekhawatiran juga muncul pada saat muncul potensi transmisi dari mamalia ke mamalia di sebuah peternakan Cerpelai di Spanyol.

Kasus transmisi dari mamalia ke mamalia juga ditemukan di sebuah Pantai Peru yang menjadi rumah bagi ekosistem laut terkaya di dunia.

Pihak berwenang memperkirakan lebih dari 63.000 burung telah mati sejak kasus pertama terdeteksi pada November lalu.

Sylvie mengatakan, dengan munculnya kasus infeksi H5N1 pada manusia yang dikaitkan dengan kontak langsung dengan unggas hidup atau mati yang terinfeksi maka semua negara harus meningkatkan kewaspadaan.

“WHO menganggap serius risiko dari virus ini dan mendesak peningkatan kewaspadaan di semua negara,” terangnya.

Khusus di China, berdasarkan hasil survey WHO, kasus influenza di provinsi selatan dan utara China mengalami peningkatan.

Beijing Center for Disease Control and Prevention melaporkan, pada 22 Februari lalu jumlah kasus influenza bahkan telah melampaui kasus Covid tahun ini. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

IHSG Dibuka pada Zona Merah ke Level 7.151

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (18/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

28 mins ago

Harga Emas Antam Naik Rp8.000, Sekarang Segram Dibanderol Segini

Jakarta -  Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Senin, 18 November… Read More

46 mins ago

IHSG Berpotensi Melemah, Simak 4 Saham Rekomendasi Analis

Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More

2 hours ago

PLN Perkuat Kolaborasi dan Pendanaan Global untuk Capai Target 75 GW Pembangkit EBT

Jakarta - PT PLN (Persero) menyatakan kesiapan untuk mendukung target pemerintah menambah kapasitas pembangkit energi… Read More

14 hours ago

Additiv-Syailendra Capital Perluas Distribusi Produk Keuangan

Jakarta - Additiv, perusahaan penyedia solusi keuangan digital, mengumumkan kemitraan strategis dengan PT Syailendra Capital, salah… Read More

14 hours ago

Banyak Fitur dan Program Khusus, BYOND by BSI Raih Respons Positif Pasar

Jakarta – Super App terbaru dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), yaitu BYOND by… Read More

19 hours ago