Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati membeberkan kondisi global masih diliputi dengan ketidakpastian hingga akhir 2023. Hal ini diperberat oleh kondisi geopolitik di beberapa negara yang semakin tinggi.
Misalnya perang antara Ukraina-Rusia dan perang di Timur Tengah, terutama Israel-Palestina belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Geopolitik tersebut dapat menimbulkan down risk side terhadap prospek melemahnya pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang tinggi.
“Sentimen global juga akan dipengaruhi, yang akan menimbulkan volatilitas di sektor keuangan , dan prospek dari perang yang belum berakhir dan bahkan mungkin akan melebar dan menimbulkan tekanan proteksionisme dan melemahkan perdagangan global,” kata Sri Mulyani dalam APBN KiTa, Jumat 15 Desember 2023.
Baca juga: Prediksi Nasib Ekonomi Indonesia, Ini Wejangan Founder Mayapada
Sementara itu, kondisi di negara maju seperti Amerika Serikat (AS) masih menunjukkan inflasi masih di atas target dan suku bunga yang tinggi atau higher for longer.
Meskipun, tambah Menkeu, AS telah menunjukan tingkat suku bunga yang sudah pada titik puncaknya. Kemudian, tekanan fiskal di AS masih tinggi dan excess saving dari masyarakat tergerus karena inflasi.
“Dan ini akan membayangi prospek pelemahan ekonomi AS, meski pun sedikit kabar baiknya AS cukup optimis tidak akan mengalami resesi seperti yang dikhawatirkan untuk perekonomian Amerika pada tahun yang lalu,” jelas Sri Mulyani.
Sementara itu, untuk Tiongkok masih bergulat dengan kondisi pelemahan ekonominya yang juga belum menunjukan akan berakhir. Disebabkan karena faktor struktural seperti krisis sektor properti, ageing dan pengangguran usia muda yang tinggi.
Baca juga: Kadin Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Capai 5,5 Persen
Kemudian, di Eropa, perekonomian di negara tersebut sudah melemahcukup tajam. Misalnya saja, di Jerman dan Inggris yang sempat mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi.
“Defisit fiskalnya tinggi, inflasinya terutama core inflation juga masih tinggi, ini yang menyebabkan Eropa mengalami kondisi tekanan suku bunganya belum menunjukan tanda-tanda sudah pada titik puncaknya,” tutup Menkeu. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More