News Update

Waspada, Serangan Siber ICS Masih Merajalela

Jakarta – Persentase serangan siber terhadap komputer sistem kontrol industri (Industrial Control System/ICS) dimana objek berbahaya diblokir telah menurun sejak paruh kedua tahun 2019, jumlah ini kembali meningkat pada paruh kedua tahun 2020. Secara global, persentase komputer ICS yang diserang pada semester kedua 2020 adalah 33,4%, ini merupakan peningkatan 0,85 poin persentase dari H1 2020.

Persentase komputer ICS yang diserang di sektor teknik dan integrasi ICS masing-masing tumbuh hampir 8 poin persentase dan hampir 7 poin persentase dan 6,2 poin persentase di sektor otomasi gedung dan minyak & gas. Secara keseluruhan, persentase serangan terhadap komputer ICS meningkat di 62% negara yang diperiksa oleh peneliti Kaspersky dan di kelima industri yang diteliti.

Serangan terhadap organisasi industri selalu membawa potensi yang sangat menghancurkan, baik secara gangguan produksi maupun finansial. Selain itu, karena organisasi industri memiliki sistem informasi yang sangat sensitif, mereka cenderung menjadi target yang menarik bagi penyerang.

Pada paruh kedua 2020, ancaman terhadap komputer ICS kembali mulai meningkat dari hampir setiap perspektif, dengan persentase ICS yang diserang meningkat secara global sebesar 0,85% dan variasi keluarga malware yang digunakan meningkat sebesar 30%.

Sebanyak 5.365 keluarga malware telah diblokir di komputer ICS, meningkat 30% dari paruh pertama 2020. Ancaman paling menonjol adalah backdoors (Trojan berbahaya yang mengambil alih kendali jarak jauh atas perangkat yang terinfeksi), spyware (program berbahaya yang dirancang untuk mencuri data), jenis Trojan lainnya, serta skrip dan dokumen berbahaya.

“Dengan pandemi yang masih berlangsung, penting bagi semua industri untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra; dengan seluruh dunia mengalami perubahan, sulit untuk memprediksi apa yang akan dilakukan para pelaku kejahatan siber,” kata Evgeny Goncharov, Kepala ICS CERT, Rabu, 16 Juni 2021.

Evgency menambahkan, di Asia Tenggara, persentase komputer ICS yang diserang menurun dibandingkan setengah tahun sebelumnya (seperti tahun-tahun sebelumnya). Namun, Indonesia menempati peringkat ke-7 secara global dalam hal objek berbahaya yang diblokir di ICS komputer pada paruh kedua 2020, ini meningkat 1.2% dibandingkan paruh pertama 2020 (48.5%).

Hampir lima dari 10 (49,7%) komputer ICS di negara ini menjadi sasaran selama paruh kedua tahun lalu. Sumber utama ancaman terhadap komputer ICS di Indonesia antara lain internet (24,6%), malware yang berasal dari removable media (11,1%) dan file berbahaya dari tautan email (8,6%). Selain itu, Indonesia juga menempati peringkat ketiga secara global dalam hal upaya ransomware terhadap komputer ICS dengan 1,77% upaya serangan diblokir selama paruh kedua tahun lalu. (*) Ayu Utami

Suheriadi

Recent Posts

PPN 12 Persen QRIS Dibebankan ke Pedagang, Siap-siap Harga Barang Bakal Naik

Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More

12 mins ago

IHSG Ditutup Naik 1,61 Persen, Dekati Level 7.100

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More

1 hour ago

Tok! Harvey Moeis Divonis 6,5 Tahun Penjara dalam Kasus Korupsi Timah

Jakarta - Terdakwa Harvey Moeis dinyatakan bersalah atas tindak pidana korupsi pada penyalahgunaan izin usaha… Read More

2 hours ago

440 Ribu Tiket Kereta Api Ludes Terjual, KAI Daop 1 Tambah Kapasitas untuk Libur Nataru

Jakarta - PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta terus meningkatkan kapasitas tempat duduk untuk Kereta… Read More

2 hours ago

Aksi Mogok Massal Pekerja Starbucks Makin Meluas, Ada Apa?

Jakarta – Starbucks, franchise kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah diterpa aksi pemogokan massal… Read More

2 hours ago

BRI Buka Layanan Operasional Terbatas Selama Libur Nataru, Cek Tanggalnya

Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) siap melayani kebutuhan nasabah seiring tingginya mobilitas… Read More

3 hours ago