Keuangan

Waspada! OJK Temui 3 Modus Penipuan Baru

Jakarta – Dalam beberapa waktu yang lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menemukan adanya modus penipuan terbaru melalui media surat pembekuan rekening nasabah yang mengatasnamakan OJK.

Hal tersebut tidak dibenarkan oleh OJK yang menyatakan secara tertulis bahwa pihaknya tidak pernah mengeluarkan surat pembekuan rekening pribadi kepada nasabah.

Kemudian, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan bahwa OJK juga kembali menemukan tiga modus penipuan baru.

“Apa saja modus penipuan baru yang ditemukan OJK? Penawaran kerja paruh waktu dengan sistem online, modus tersebut sedang marak di media sosial, karena tawaran tersebut disertai dengan janji bonus setelah selesai melaksanakan tugas dan menempatkan dana terlebih dahulu pada aplikasi yang disediakan pihak yang menawarkan pekerjaan tersebut,” ucap Friderica kepada media di Jakarta, 7 Juni 2023.

Baca juga: Hingga Mei 2023, OJK Tutup 15 Investasi Bodong dan 155 Pinjol Ilegal

Lalu, modus penipuan lainnya dalam bentuk jual beli signal trading, di mana OJK telah melakukan pemblokiran pada salah satu situs tersebut, yaitu https://gd5.shop/index/user/login dan https://tkp531.com/m/index.

“Cara kerjanya hampir mirip yaitu penawaran member get member, kemudian para member diarahkan untuk melakukan trading kontrak tertentu pada jam tertentu,” imbuhnya.

Selain itu, modus penipuan lainnya yang berhasil ditemukan oleh OJK adalah terkait dengan konten yang menawarkan “uang gaib” di media sosial.

Kiki sapaan akrab Friderica, menyatakan bahwa, masyarakat yang masih mudah terjebak modus penipuan tersebut dikarenakan, masih belum memadainya tingkat literasi keuangan digitalnya.

“Mudah tergiur imbal balik yang tinggi tanpa mempertimbangkan risiko usaha kegiatan yang melakukan penawaran dana, terpegaruh oleh orang yang dipercaya Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Influencer, dan saudara, dan keserakahan,” ujar Kiki.

Melihat keadaan tersebut, OJK mengimbau agar masyarakat untuk waspada terhadap banyaknya penawaran dari pihak yang mengatasnamakan penyelenggara layanan keuangan tersebut dengan melakukan beberapa langkah.

Baca juga: Begini Jurus Jitu Terhindar Jebakan Investasi Bodong

Langkah-langkah tersebut di antaranya adalah memeriksa legalitas otoritas terkait untuk memastikan izin kegiatan usaha yang dimiliki dengan menghubungi lembaga atau instansi terkait.

“Cermati sumber informasi yang muncul pada layanan pesan yang diterima. Cek terlebih dahulu kebenaran informsi yang diterima melalui kanal resmi penyelenggara layanan keuangan anda,” tambahnya.

Adapun, jika ada informasi yang menawarkan untuk beralih ke jaringan pribadi dan memberikan penawaran yang disertai dengan imbal balik tidak wajar harus segera diabaikan. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

4 mins ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

8 mins ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

2 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

2 hours ago

BTN Raih Sertifikat Predikat Platinum Green Building

Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More

2 hours ago

BI Catat DPK Tumbuh 6 Persen per Oktober 2024, Ditopang Korporasi

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More

2 hours ago