Nasional

Wamenkop Dorong Koperasi Pangan Masuk Ekosistem MBG

Poin Penting

  • Kemenkop akan mengkaji ulang aturan pembiayaan LPDB untuk mempercepat dukungan modal bagi koperasi penyedia bahan pangan, terutama yang mendukung MBG.
  • Sebanyak 500 Kopdes Merah Putih dijadikan pilot project magang di enam koperasi unggulan di berbagai daerah agar siap membangun bisnis di sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan jasa.
  • Setiap Kopdes Merah Putih mendapat plafon pembiayaan hingga Rp3 miliar—Rp2,5 miliar untuk pembangunan fisik dan Rp500 juta untuk modal kerja.

Jakarta – Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Farida Farichah menegaskan bahwa pemerintah terus mendorong untuk bisa memberikan pembiayaan juga sekaligus pendampingan pada koperasi-koperasi yang intens pada penyediaan bahan pangan, khususnya untuk supporting program Makan Bergizi Gratis (MBG) khususnya kepada Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).

“Itu kita lakukan agar koperasi-koperasi tersebut bisa menangkap peluang pasar yang hari ini ada,” kata Wamenkop, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 8 November 2025.

Oleh karena itu, relaksasi aturan terkait pembiayaan LPDB akan dilakukan.

“Kita akan mengkaji ulang akan hal itu, untuk percepatan-percepatan pembiayaannya,” imbuh Wamenkop.

Selain itu, dirinya menegaskan pihaknya juga bakal mendorong Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih melakukan hal yang sama. “Deputi kami sudah memetakan dan mendampingi dalam bentuk program magang, bagi Kopdes Merah Putih yang fokus di sektor pertanian, jasa serba usaha, usaha perikanan, dan peternakan,” jelasnya.

Baca juga : Wamenkop Dorong Rebranding Kopdes Merah Putih Jadi Koperasi Modern dan Produktif

Farida menjelaskan, ada sekitar kurang lebih 500 Kopdes Merah Putih sebagai Pilot Project akan dimagangkan di enam titik. “Ini salah bentuk upaya kita untuk melakukan pendampingan secara serius. Tujuannya, ketika nanti bangunannya sudah ada, mereka sudah siap untuk melakukan bisnis,” jelas Wamenkop.

Keenam titik magang itu adalah Koperasi Konsumen Pondok Pesantren At-Ittifaq (Bandung), dimana ada 114 Kopdes Merah Putih yang dimagangkan di koperasi pertanian tersebut.

“Menariknya, Kopontren At-Ittifaq ini juga punya dapur MBG dan suplier di lima SPPG,” imbuhnya.

Koperasi tempat magang lainnya adalah Koperasi Konsumen dan Pembiayaan Syariah Ponpes Sunan Drajat (Lamongan, Jatim) dengan bentuk usaha jasa, dimana ada 80 Kopdes Merah Putih.

Ada juga KUD Mino Saroyo di Cilacap, Jateng, yang bergerak di sektor perikanan. Kemudian, Koperasi Produsen Marindo Citra Bahari di Maros, Sulsel, yang menjadi tempat magang bagi 80 peserta Kopdes Merah Putih.

Lalu, ada Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung (Malang, Jatim), sebuah koperasi eksisting yang menyuplai susu ke MBG yang ada di sekitarnya.

“Ini koperasi peternakan dari mulai pembenihan hewan sapi, dikembangkan juga disitu. Lalu, susunya diproduksi, bahkan sudah punya beberapa toko ritel untuk memasarkan produk olahan susunya,” jelas Wamenkop.

Baca juga : Ini Alasan Menkop Ferry Gandeng GP Ansor Sukseskan Program Kopdes Merah Putih

Berikutnya, Koperasi Ponpes Husnul Khotimah di Kuninga, Jabar, dengan unit usaha jasa serba usaha, yang diikuti 80 Kopdes Merah Putih sebagai peserta magang.

“Kita akan magangkan 8-10 hari di koperasi-koperasi tersebut, dengan praktek langsung disitu, sehingga pulang dari situ sudah punya gambaran lebih detail terkait Kopdes Merah Putih,” tukas Wamenkop.

Ke depan, program magang tersebut akan diduplikasi lebih cepat di tahun 2026. “Agar masing-masing Kopdes Merah Putih ini punya core business yang jelas, sekaligus kita membangun ekosistem dari masing-masing koperasi,” ucap Wamenkop.

Meski begitu, Wamenkop mengungkapkan bahwa pihaknya tidak akan melepaskan Kopdes Merah Putih tersebut berjalan dengan sendirinya dan usahanya masing-masing.

“Kemenkop akan terus mendampingi, termasuk kita akan memetakan setiap daerah ini punya basic masing-masing,” ucap Wamenkop.

Sehingga, kata dia, akan tergambar dengan jelas titik-titik perikanan ada dimana, peternakan, holtikultura, dan sebagainya. “Akan tergambar pula dimana pusat titik ritel. Sehingga, para koperasi ini tahu apa yang mereka kerjakan, karena ini program simultan yang harus berdampak di masa depan,” kata Wamenkop.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Kementerian Koperasi (SesKemenkop) Ahmad Zabadi menambahkan, terkait plafon pembiayaan Kopdes Merah Putih tidak ada perubahan, yaitu sebesar Rp3 miliar per koperasi. Rinciannya, Rp2,5 miliar untuk pembangunan fisik, sisanya Rp500 juta untuk modal kerja.

“Untuk detail terkait skema atau polanya seperti apa, kita tunggu terbitnya Peraturan Menteri Keuangan atau PMK yang baru,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

46 mins ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

2 hours ago

Menteri Ara Siapkan Ratusan Rumah RISHA untuk Korban Banjir Bandang Sumatra, Ini Detailnya

Poin Penting Kementerian PKP tengah memetakan kebutuhan hunian bagi korban banjir bandang di Sumatra melalui… Read More

2 hours ago

Livin’ Fest 2025 Resmi Hadir di Bali, Bank Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More

3 hours ago

Sentimen The Fed Bisa Topang Rupiah, Ini Proyeksi Pergerakannya

Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More

3 hours ago

Komitmen Pertamina EP Jalankan Praktik Keberlanjutan dan Transparansi Data

Poin Penting Pertamina EP memperkuat praktik keberlanjutan dan transparansi, yang mengantarkan perusahaan meraih peringkat Bronze… Read More

3 hours ago