Jakarta – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara menyoroti sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang harus dilakukan dalam sektor asuransi dan dana pensiun (dapen) di Indonesia.
Wamenkeu mengatakan, Indonesia harus memperbesar dan memperkuat pasar asuransi. Potensi asuransi juga harus ditingkatkan, mengingat potensinya sangat besar.
“Dalam reformasi asuransi, kita harus memastikan bahwa tata kelola diutamakan dan diterapkan. Kita harus melakukan peningkatan, penguatan, perbaikan dan kepercayaan diri dalam industri asuransi,” ujar Suahasil dalam Indonesia Financial Group International Conference 2023, Selasa 19 September 2023.
Baca juga: IFG: Implementasi IFRS 17 jadi Tantangan Industri Asuransi
Selain itu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) juga menyoroti mengenai sektor dapen yang cakupannya masih rendah dalam hal dana pensiun.
“Ini merupakan permasalahan yg harus kita atasi, selain melakukan sosialisasi dan juga perluasan dari coverage dana pensiun. Saat ini kita harus melakukan penjangkauan dan memastikan partisipasi lebih tinggi dalam sistem dana pensiun,” tegasnya.
Dalam hal ini, Wamenkeu pun menyampaikan sejumlah reformasi ekonomi yang harus dilakukan di sektor keuangan untuk memitigasi risiko agar dapat mengelola pendanaan.
Pertama, menindaklanjuti penanganan Covid-19, di mana Indonesia telah berhasil menanganinya. Suahasil mengatakan bahwa sektor kesehatan bisa menjadi sumber pertumbuhan.
“Kita harus terus mmperhatikan sektor keuangan dalam kaitan dengan sektor kesehatan dan Indonesia merupakan promotor dari dana pandemi (pandemic fund). Kemenkeu, Bank Dunia juga sedang menyoroti dana pandemi, saya harap bahwa kedepannya sektor keuangan Indonesia dapat melihat apa fungsi dan peran sektor keuangan dalam kesiap siagaan pandemi,” pungkasnya.
Kedua, melakukan hilirisasi sumber daya alam (SDA). Industri hilirisasi merupakan lanskap baru yang bisa menjadi sektor yang berkembang di indonesia.
“Saya ingin medorong sektor keuagan untuk melihat industri hilirisasi dengan seksama. Melihat kondisi ekonomi kita saat ini kita harus melihat nilai tambah yang dihasilkan dari hilirisasi. Kita memastikan ada nilai tambah di tingkat domestik, oleh karena itu sektor keuangan saya harap dapat berperan sangat penting,” jelasnya.
Ketiga, digitalisasi yang menjadi tantangan sekaligus memberikan peluang. Suahasil menjelaskan, digitlaisasi bukan hanya berbicara tenatang aplikasi dan robot, tetapi memasuki dan melakukan interaksi dengan mesin yang akan menentukan kehidupan ekonomi mendatang.
Baca juga: Perusahaan Asuransi Mulai Gunakan Teknologi AI, Ini Manfaatnya
Keempat, aspek green financing atau ekonomi hijau yang akan mendefinisikan sektor-sektor bisnis baru di Indonesia bahkan dunia. Ini mulai diimplementasikan dengan mulai berlakunya perdagangan karbon yang akan diresmikan.
“Kita memasuki mekanisme transisi energi, kita menawarkan banyak gagasan dalam berbagai forum internasional tentang transisi yang adil dan terjangkau. Saya harap sektor keuangan dapat menemukan titik mana yang dapat menjadi sumbangsih yang terpenting dalam agenda pelaku industri keuangan,” imbuh Wamenkeu. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar… Read More
Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank memiliki peluang ‘naik kelas’ ke Kelompok Bank… Read More
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More
Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More
Makassar – PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (Maximus Insurance) menyerahkan polis asuransi jaminan diri… Read More