Moneter dan Fiskal

Wamenkeu: RI Perlu Beralih ke Energi Hijau Secara Berimbang

Jakarta – Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyatakan bahwa transisi ke energi hijau adalah sebuah keniscayaan. Ia menyampaikan, hampir semua negara di dunia saat ini tengah beralih ke energi hijau. Oleh karena itu, Indonesia sebagai salah satu negara dengan cakupan geografi dan sumber daya yang kaya tidak bisa menghindari fakta transisi ke pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tersebut.

Namun demikian, ia menyampaikan, transisi ke energi hijau tersebut perlu dilakukan secara berimbang atau sesuai dengan kebutuhan, karena hal tersebut membutuhkan proses yang tak sebentar dan tidak mudah.

“Sebagai contohnya untuk Indonesia, dalam hal electricity kita sedang mengalami surplus. Tapi hal ini tidak terjadi untuk seluruh wilayah Indonesia. Ini baru terjadi di pulau Jawa, namun masyarakat kita di Kalimantan, di Sulawesi, tidak mengalami surplus. Kita masih perlu membangun sistem kelistrikan kita secara menyeluruh,” ujar Suahasil, pada acara High Level Seminar: ASEAN Matters Epicentrum of Growth yang diadakan Bank Indonesia (BI), Senin, 6 Maret 2023.

Ia mengungkapkan, hal itu terkait dengan sektor kelistrikan nasional yang masih membutuhkan pembakaran batu bara sebagai sumber tenaganya. “Kita ingin melakukan transisi ke energi hijau, namun di satu sisi lagi, kita masih perlu mencukupi kebutuhan masyarakat kita. Kita ingin melakukannya secara berimbang. Dan saya percaya di banyak negara ini bukanlah keseimbangan yang sederhana,” jelasnya.

Dalam forum tersebut, dirinya juga menyampaikan bahwa transisi ke energi hijau serta pembangunan ekonomi berkelanjutan membutuhkan kolaborasi yang erat dengan negara lainnya, khususnya negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang menghadapi persoalan yang sama dalam kaitannya transisi ke pembangunan berkelanjutan sebagai negara berkembang.

“Melalui forum ini, saya percaya kita bisa saling sharing, kita bisa menggunakan Asean sebagai platform untuk membandingkan satu kasus dengan yang lainnya. Dan saya harap kita bisa setuju akan agreement tertentu terkait taksonomi Asean, agar benar-benar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Asean kita,” ungkap Suahasil.

“Kita harus beralih ke green system. Kita harus punya transisi yang baik. Kita perlu melakukannya secara seimbang dan affordable. Dan kita perlu memastikan bahwa transisi itu adalah sesuatu yang pasti akan terjadi,” tutupnya. (*) Steven Widjaja

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Dukung Pemulihan, BTN Salurkan Bantuan Rp13,17 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra

Poin Penting BTN telah menyalurkan total bantuan Rp13,17 miliar melalui Program TJSL untuk korban bencana… Read More

4 hours ago

Obligasi Hijau, Langkah Pollux Hotels Menembus Pembiayaan Berkelanjutan

Poin Penting Pollux Hotels Group menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana dengan penjaminan penuh dan tanpa syarat… Read More

18 hours ago

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

24 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

1 day ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

1 day ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

1 day ago