Jakarta – Tahun 2021 masih dipenuhi ketidakpastian akibat pandemi COVID-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan menangani wabah COVID-19. Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyebut ada 3 game changer yang akan mempengaruhi pemulihan ekonomi nasional di tahun 2021.
“2021 kita mikirnya recovery and reform. Kita keluar dari krisis, tidak boleh sekadar selamat. Tapi kita keluar dari krisis dengan memiliki pijakan yang lebih baik. Kita lihat 2021 ini game changer-nya ada 3,” papar Suahasil dalam webinarForum Diskusi Salemba 46 : Outlook Perekonomian Indonesia 2021, Sabtu, 30 Januari 2020.
Wamenkeu merinci, game changer pertama adalah intevensi kesehatan. Salah satu yang paling menentukan di sektor ini adalah vaksinasi. Maka itu pemerintah menargetkan 181,6 juta penduduk divaksin. Dana yang disediakan untum vaksinasi mencapari Rp73 triliun. Selain itu, pemerintah akan terus memperketat pelaksanaan 3M dan meningkatkan 3T.
“Dan anggaran untuk kesehatan ini tidak hanya Rp73 triliun, tapi kita menyediakan hampir Rp200 triliun. Ini kita lakukan untuk memastikan game changer pertama ini berjalan di 2021,” tegasnya.
Kedua, survival dan recovery yang didukung oleh kebijakan fiskal. Pemerintah akan melanjutkan sejumlah program bantuan sosial untuk membantu yang masyarakat paling miskin dan yang paling rentan.
Jadi program yang reguler seperti PKH, bantuan sembako, BLT, dan kartu pra kerja akan terus dijalankan. Selain kelompok rumah tangga, pemerintah akan menjaga kelangsungan hidup dunia usaha, terutama UMKM dan juga korporasi. APBN adalah instrumen utama untuk pemulihan ekonomi nasional. Pemerintah akan terus memberikan insetif pajak untuk UMKM dan korporasi.
“APBN akan bekerja maksimal menjaga kelangsungan hidup dunia usaha dan menjaga pelindungan sosial utuk rumah tangga,” paparnya.
Ketiga, reformasi struktural. Ini dilakukan untuk memastikan ekonomi nasional tidak sekadar selamat dari krisis, tapi juga punya pijakan baru yang lebih kuat. Salah satu instrumennya adalah UU Cipta Kerja yang dimaksudkan untuk menyiapkan lingkungan sektor riil yang lebih kuat. Reformasi struktural juga dilakukan untuk mendorong penyediaan lapangan kerja, pemberdayaan UMKM, pembiayaan korporasi, hingga pembentukan Sovereign wealth fund dan peningkatan kemudahan berusaha.
“Ini bukan sesuatu yang cepat. Bukan seperti membalikkan telapak tangan. Ini perjuangan panjang. Ini marathon tetapi harus kita lakukan dengan gigih. Tapi yang paling utama adalah kita mau memastikan kesehatan masyarakat,” tutup Suahasil. (*) Ari AS.
Editor: Rezkiana Np
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More