Perbankan

Wajah Baru Bank Muamalat, Lebih Modern dan Universal

KEHADIRAN Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebagai pemegang saham mayoritas baru mengakhiri penantian panjang Bank Muamalat selama tiga tahun. Sebelumnya, bank syariah pertama di Indonesia ini berupaya mencari investor untuk mengatasi dua problem besar yang dihadapinya: pembiayaan bermasalah dan permodalan.

Seperti apa rencana bisnis Bank Muamalat ke depan? Apa saja upaya yang akan dilakukan untuk mengoptimalkan potensi besar yang dimilikinya dalam ekosistem BPKH? Bagaimana pula transformasi yang dilakukan bank ini untuk menjadi bank yang modern dan universal? Simak penjelasan Achmad K. Permana berikut ini. Petikannya:

Jadi, problem pembiayaan bermasalah dan permodalan sudah terselesaikan?

Sebelumnya, NPF (non performing financing) gross kami pertahankan maksimal hanya 5%. Kemudian, setelah masuknya BPKH, NPF gross sudah di bawah 1% karena pembiayaan bermasalah kami serahkan ke Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Untuk bad bank, Rp10 triliun sudah kami keluarkan, buku kami sekarang jauh lebih sehat.

Ketika nanti Rp1 triliun dan Rp2 triliun itu masuk, kurang lebih CAR kami akan sampai ke 32%. Jadi, lima tahun ke depan kira-kira bisnis kami sebetulnya tidak perlu CAR baru, tergantung seberapa agresif.

 

Dari sisi bisnis, dengan masuknya BPKH, seperti apa peluangnya? Akan adakah privilege khusus untuk Bank Muamalat dari BPKH selaku pemilik?

Salah satu yang menguntungkan kami adalah adanya layanan visi antara BPKH dan Bank Muamalat dalam hal bisnis yang mereka sekarang kelola, ada ekosistem haji dan umrah dan turunannya. Bank Muamalat akan fokus ke sana, walaupun kami juga akan BUMN (badan usaha milik negara), yang lain juga, yang kira-kira akan line dengan kami.

 

Dulu Bank Muamalat dikenal sangat dekat dengan pasar emosional. Jadi, sekarang akan berubah, lebih luas, Bank Muamalat akan menjadi bank yang modern dan terbuka untuk semua kalangan?

Harus diakui, dulu iya (Bank Muamalat kuat di sisi pasar emosional). ‘Kan ada emosional, rasional, dan konvensional. Yang rasional ini, kalau layanan kita par saja dengan konvensional, mereka akan ke syariah. Electronic banking-nya oke, kemudian produknya terpenuhi, pricing juga oke, mereka akan ke syariah. Kami akan action ke sana.

 

Jadi, ini saatnya Bank Muamalat reborn?

Kurang lebih seperti itu. Kami lebih termotivasi sekarang, baik kami maupun nasabah. Nasabah sangat menantikan momen ini, dan mereka begitu berterima kasih ketika yang hadir sebagai pemegang saham itu adalah BPKH. Karena, mereka tahu BPKH yang cash rich yang paling banyak uang di Indonesia itu sekarang adalah BPKH.

Simak selengkapnya hasil wawancara Ari Nugroho dari Infobank dengan Achmad K. Permana di majalah Infobank Nomor 525 Januari 2022.

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Gandeng BGN, ID FOOD Siap Dukung Program Makan Sehat Bergizi

Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More

4 hours ago

STAR Asset Management: Sektor Perbankan jadi Peluang Emas di Tengah Koreksi Pasar Saham

Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More

6 hours ago

BNI Sumbang Rp77 Triliun ke Penerimaan Negara dalam 5 Tahun

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More

15 hours ago

BI Gratiskan Biaya MDR QRIS untuk Transaksi hingga Rp500 Ribu, Ini Respons AstraPay

Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More

15 hours ago

AstraPay Bidik 16,5 Juta Pengguna di 2025, Begini Strateginya

Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More

15 hours ago

Askrindo Dukung Gerakan Anak Sehat Indonesia di Labuan Bajo

Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More

16 hours ago