Perbankan

Utang Paylater Warga RI di Bank Tembus Rp24,33 Triliun per Agustus 2025

Poin Penting

  • OJK mencatat utang BNPL perbankan mencapai Rp24,33 triliun per Agustus 2025, tumbuh 32,35 persen yoy, dengan 29,33 juta pengguna.
  • Kredit BNPL perbankan masih 0,30 persen dari total kredit nasional, namun terus mencatat pertumbuhan tahunan yang tinggi.
  • Total kredit perbankan tumbuh 7,56 persen yoy menjadi Rp8.075 triliun, didorong oleh kredit investasi (+13,86 persen), konsumsi (+7,89 persen), dan korporasi (+10,79 persen).

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat utang masyarakat Indonesia di Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater perbankan mencapai Rp24,33 triliun pada Agustus 2025. Angka tersebut tumbuh 32,35 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan, porsi kredit BNPL perbankan tercatat sebesar 0,30 persen dari total kredit perbankan nasional dan terus mencatat pertumbuhan yang tinggi secara tahunan.

“Per Juli 2025, baki debet kredit BNPL sebagaimana dilaporkan dalam SLIK, tumbuh 32,35 persen yoy menjadi Rp24,33 triliun,” ujar Dian dalam Konferensi Pers RDK, dikutip, Jumat, 10 Oktober 2025.

Baca juga: OJK Catat Utang Pindar Warga RI Tembus Rp87,61  Triliun di Agustus 2025

Dian menyebutkan bahwa jumlah rekening paylater perbankan juga mencatatkan kenaikan menjadi  29,33 juta pengguna, dibandingkan bulan sebelumnya 28,35 juta pengguna.

“Dengan jumlah rekening paylater mencapai 29,33 juta,” imbuhnya.

Baca juga: Piutang Pembiayaan Multifinance Capai Rp502,95 Triliun di Juli 2025

Kredit Perbankan

OJK mencatat pada Agustus 2025 kredit perbankan mulai meningkat 7,56 persen secara tahunan atau menjadi Rp8.075 triliun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 7,03 persen yoy.

Dian menjelaskan, berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi 13,86 persen, diikuti dengan kredit konsumsi 7,89 persen, dan kredit modal kerja 3,53 persen.

Kemudian, berdasarkan kategori debitur kredit korporasi tumbuh sebesar 10,79 persen, sementara kredit UMKM tumbuh 1,35 persen. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

48 mins ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

53 mins ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

2 hours ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

2 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

3 hours ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

4 hours ago