Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) pada Oktober 2024 tercatat sebesar USD423,4 miliar atau setara Rp6.774 triliun (asumsi kurs Rp16.000/USD). Angka ini turun USD5,1 miliar, dibanding dengan posisi ULN pada September 2024 yang sebesar USD428,5 miliar.
“Secara tahunan, ULN Indonesia tumbuh 7,7 persen yoy, menurun dibandingkan 8,5 persen pada September 2024. Penurunan tersebut bersumber dari ULN sektor publik dan swasta,” ujar Kepala Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resmi, Senin, 16 Desember 2024.
Selanjutnya, posisi ULN pemerintah pada Oktober 2024 tercatat sebesar USD201,1 miliar, turun dibandingkan dengan posisi pada bulan September 2024 yang tercatat sebesar USD204,1 miliar.
Secara tahunan, ULN pemerintah mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,6 persen yoy. Penurunan posisi ULN pemerintah bersumber dari turunnya posisi pinjaman dan surat utang.
“Pemerintah terus berkomitmen untuk menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara pruden dan akuntabel untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal,” jelasnya.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 21,0 persen dari total ULN pemerintah, administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 19,1 persen, jasa pendidikan 16,8 persen, konstruksi 13,5 persen, serta jasa keuangan dan asuransi 9,1 persen.
Baca juga: Warga RI Makin Doyan Ngutang di Paylater, Pinjaman Tembus Rp21,25 Triliun
Baca juga: Airlangga Ungkap Sektor Kunci Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Sementara itu, pada Oktober 2024, posisi ULN swasta tercatat sebesar USD195,1 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan USD196,7 miliar pada September 2024.
“Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,4 persen yoy. Kontraksi pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari perusahaan lembaga keuangan (financial corporations) dan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 3,1 persen yoy dan 0,9 persen yoy,” pungkasnya.
Denny menambahkan struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 30,4 persen pada Oktober 2024 dari 31,1 persen pada September 2024, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,5 persen dari total ULN.
“Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN,” tandasnya. (*)
Editor: Galih Pratama
Presiden Direktur & Chief Executive Officer (CEO) BCA Life, Christine Setyabudhi menyampaikan sambutan saat peluncuran… Read More
Jakarta - Bank Perekonomian Rakyat Syariah Seluruh Indonesia (HIMBARSI) meresmikan Alfi Wijaya sebagai ketua umum… Read More
Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada tahun 2025 diprediksi akan memberikan tekanan besar… Read More
Jakarta – Demi meredam dampak atas kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada tahun… Read More
Jakarta – Mengelola likuiditas menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan dengan banyak rekening operasional, terutama yang… Read More
Jakarta – Bos SpaceX dan Tesla, Elon Musk, akan memangkas sejumlah pengeluaran pemerintah Amerika Serikat… Read More