Categories: Moneter dan Fiskal

Utang Luar Negeri RI Turun US$700Juta

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi Utang Luar Negeri (ULN) pada Agustus 2015 mencapai sebesar US$303,2 miliar, atau mengalami penurunan US$700 juta jika dibandingkan dengan posisi Juli 2015 yang sebesar USD303,9 miliar.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengungkapkan, penurunan ULN di bulan Agustus tersebut disebabkan oleh penurunan ULN baik sektor publik maupun sektor swasta yang masing-masing turun US$500 juta dan US$100 juta.

“ULN sektor publik turun USD0,5 miliar, terutama disebabkan oleh turunnya ULN Pemerintah. ULN sektor swasta turun USD0,1 miliar, disebabkan oleh turunnya ULN Bank,” ujar Tirta di Jakarta, Senin, 19 Oktober 2015.

Pangsa ULN sektor swasta tercatat 55,8% (USD169,3 miliar), lebih besar dari ULN sektor publik sebesar 44,2% (USD134,0 miliar). Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia pada Agustus 2015 didominasi oleh ULN berjangka panjang yang mencapai 85,2% dari total ULN.

Menurutnya, ULN berjangka panjang sebagian besar berasal dari ULN sektor publik (50,7% dari total ULN jangka panjang), sementara ULN berjangka pendek didominasi oleh ULN sektor swasta(93,7% dari total ULN jangka pendek).

“Pertumbuhan ULN berjangka panjang pada Agustus 2015 (5,3% yoy), lebih rendah dari pertumbuhan Juli 2015 (5,5% yoy). Sementara itu, ULN berjangka pendek masih mengalami kontraksi (-3,1% yoy),” tukasnya.

Sedangkan menurut sektor ekonomi, ULN swasta pada akhir Agustus 2015 terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas & air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,2%.

Sementara jika dibandingkan bulan sebelumnya, kata Tirta, pertumbuhan tahunan ULN sektor listrik, gas & air bersih mengalami peningkatan, sementara pertumbuhan tahunan ULN sektor keuangan dan sektor industri pengolahan tercatat melambat.

“Di sisi lain, pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan masih mengalami kontraksi, meskipun tidak sedalam kontraksi yang terjadi pada bulan sebelumnya,” ucapnya.

Dirinya melihat, bahwa perkembangan ULN Agustus 2015 masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian saat ini. Oleh sebab itu dalam kedepannya, pihaknya akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta.

“Ini dimaksudkan agar ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi,” tutup Tirta. (*) Rezkiana Nisaputra

Apriyani

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

14 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

15 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

15 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

16 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

1 day ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

1 day ago