Categories: Moneter dan Fiskal

Utang Luar Negeri RI Tumbuh 3,2%

Jakarta–Bank Indonesia (BI) mencatat, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada November 2015 tumbuh 3,2% (yoy), atau lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan Oktober 2015 sebesar 2,5% (yoy) yang terutama didorong oleh peningkatan pertumbuhan ULN berjangka panjang.

Berdasarkan data yang dirilis BI, di Jakarta, Senin, 18 Januari 2016 menyebutkan, ULN berjangka panjang tumbuh 6,1% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Oktober 2015 yang sebesar 5,5% (yoy). Sementara itu, ULN berjangka pendek masih mengalami penurunan (-12,5, yoy). Dengan pertumbuhan tersebut, maka posisi ULN Indonesia pada akhir November 2015 tercatat sebesar US$304,6 miliar.

Sedangkan berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang (86,6% dari total ULN). ULN berjangka panjang pada November 2015 mencapai USD263,9 miliar, terdiri dari ULN sektor publik sebesar USD134,8 miliar (51,1% dari total ULN jangka panjang) dan ULN sektor swasta sebesar USD129,1 miliar (48,9% dari total ULN jangka panjang).

Sementara itu, ULN berjangka pendek sebesar US$40,7 miliar (13,4% dari total ULN), terdiri dari ULN sektor swasta sebesar US$37,7 miliar (92,7% dari total ULN jangka pendek) dan ULN sektor publik sebesar US$3miliar (7,3% dari total ULN jangka pendek). Lalu berdasarkan kelompok peminjam, peningkatan pertumbuhan ULN pada November 2015 terjadi pada ULN sektor swasta maupun ULN sektor publik.

Untuk ULN sektor swasta tumbuh 3,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 2,5% (yoy), terutama dipengaruhi oleh ULN nonbank. Sedangkan ULN sektor publik tumbuh 2,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 2,6% (yoy).

Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN sektor publik dan swasta, masing-masing tercatat sebesar US$137,7 miliar (45,2% dari total ULN) dan US$166,8 miliar (54,8% dari total ULN). Menurut sektor ekonomi, ULN swasta pada akhir November 2015 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih.

Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,9%. Dibandingkan bulan sebelumnya, pertumbuhan tahunan ULN sektor keuangan, sektor industri pengolahan, dan sektor listrik, gas dan air bersih tercatat mengalami peningkatan. Sementara itu, pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan mengalami kontraksi yang lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya.

Bank Indonesia memandang perkembangan ULN November 2015 masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian. Ke depan, BI akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi. (*) Rezkiana Nisaputra

Paulus Yoga

Recent Posts

Per September 2024, Home Credit Membantu Distribusi Produk Asuransi ke 13 Juta Nasabah

Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More

7 hours ago

Berkat Hilirisasi Nikel, Ekonomi Desa Sekitar Pulau Obin Tumbuh 2 Kali Lipat

Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More

8 hours ago

Menkop Budi Arie Dukung Inkud Pererat Kerja Sama dengan Cina-Malaysia di Pertanian

Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More

8 hours ago

Ajak Nasabah Sehat Sambil Cuan, BCA Gelar Runvestasi

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More

9 hours ago

IHSG Ambles hingga Tembus Level 7.200, Ini Tanggapan BEI

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

9 hours ago

BEI Gelar CMSE 2024, Perluas Edukasi Pasar Modal ke Masyarakat

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More

9 hours ago