Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan II 2016 tercatat sebesar USD323,8 miliar atau meningkat 6,2% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya diperiode yang sama.
Seperti dikutip dari laman BI, di Jakarta menyebutkan, bahwa berdasarkan jangka waktu asal, ULN jangka panjang mengalami pertumbuhan 7,7% year-on-year (yoy), sementara ULN jangka pendek mengalami penurunan 3,1% (yoy).
Berdasarkan kelompok peminjam, pertumbuhan tahunan ULN sektor publik meningkat, sementara pertumbuhan tahunan ULN sektor swasta menurun. Dengan perkembangan itu, rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir triwulan II 2016 tercatat 36,8%, meningkat dari 36,6% pada akhir triwulan I 2016.
Sementara berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN jangka panjang. Posisi ULN berjangka panjang pada akhir triwulan II 2016 mencapai USD282,3 miliar (87,2% dari total ULN) dan meningkat 7,7% (yoy), lebih lambat dari pertumbuhan triwulan I 2016 sebesar 8,4% (yoy).
Sedangkan di sisi lain, posisi ULN berjangka pendek pada akhir triwulan II 2016 tercatat sebesar USD41,5 miliar atau berkontribusi 12,8% dari total ULN dan menurun 3,1% (yoy), atau lebih kecil dibandingkan dengan penurunan pertumbuhan triwulan I 2016 sebesar 9,1% (yoy).
Meski secara tahunan menurun, posisi ULN jangka pendek pada akhir triwulan II tersebut meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir triwulan sebelumnya. Dengan perkembangan tersebut, rasio utang jangka pendek terhadap cadangan devisa tercatat sebesar 37,8% pada triwulan II 2016.
Selanjutnya jika dilihat berdasarkan kelompok peminjam, posisi ULN Indonesia sebagian besar terdiri dari ULN sektor swasta. Pada akhir triwulan II 2016, posisi ULN sektor publik sebesar USD158,7 miliar (49% dari total ULN), sementara ULN sektor swasta mencapai USD165,1 miliar (51% dari total ULN).
Untuk posisi ULN sektor publik tumbuh meningkat menjadi 17,9% (yoy) pada triwulan II 2016 dari triwulan sebelumnya sebesar 14% (yoy), sementara ULN sektor swasta menurun 3,1% (yoy) lebih dalam jika dibandingkan dengan penurunan pada triwulan sebelumnya sebesar 0,5% (yoy).
Menurut sektor ekonomi, posisi ULN swasta pada akhir triwulan II 2016 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,9%. Bila dibandingkan dengan triwulan I 2016, pertumbuhan tahunan ULN sektor listrik, gas & air bersih tercatat meningkat sedangkan pertumbuhan tahunan ULN sektor industri pengolahan melambat.
Sementara itu, pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan dan sektor keuangan mengalami kontraksi yang lebih dalam. Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada triwulan II 2016 masih cukup sehat, namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional.
Ke depan, pihaknya terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi. (*)
Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More
Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More
Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More