Moneter dan Fiskal

Utang Luar Negeri Perbankan September 2025 Turun Jadi USD32 Miliar

Poin Penting

  • Utang luar negeri perbankan nasional pada September 2025 turun menjadi USD32 miliar dari USD34,01 miliar pada bulan sebelumnya.
  • Bank swasta nasional masih terbesar dengan utang USD20,76 miliar, disusul bank BUMN USD5,45 miliar, bank swasta campuran USD5,43 miliar, dan bank asing USD355 juta
  • Total ULN swasta turun menjadi USD191,3 miliar pada kuartal III 2025, dengan kontraksi pertumbuhan 1,9 persen yoy.

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) perbankan nasional pada September 2025 sebesar USD32 miliar, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai USD34,01 miliar.

Berdasarkan data dari buku Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) edisi November 2025, posisi utang luar negeri swasta menurut kelompok peminjam khususnya perbankan, terjadi penurunan pada seluruh kelompok bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Tercatat, ULN terbesar diduduki oleh bank swasta nasional yang mencapai USD20,76 miliar. Angka ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar USD21,12 miliar.

Posisi kedua adalah bank pelat merah (BUMN) mencatat ULN sebesar USD5,45 miliar, menurun dibandingkan Agustus 2025 yang sebesar USD6,86 miliar.

Baca juga: Utang Luar Negeri RI Turun Jadi USD424,4 Miliar di Kuartal III 2025

Sementara itu, bank swasta campuran memiliki ULN USD5,43 miliar yang juga menurun dari Agustus 2025 yang pada waktu itu senilai USD5,63 miliar. Sedangkan bank swasta asing mencatat USD355 juta, menurun dari USD382 juta pada bulan Agustus 2025.

Secara keseluruhan ULN swasta menurun. Posisi ULN swasta tercatat sebesar USD191,3 miliar pada kuartal III 2025, lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada kuartal II 2025 sebesar USD193,9 miliar dolar AS.

Secara tahunan, ULN swasta melanjutkan kontraksi pertumbuhan dari kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 0,2 persen yoy menjadi sebesar 1,9 persen yoy.

Baca juga: Warisan Utang 8 Presiden RI: Dari Soekarno hingga Prabowo

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang terkontraksi sebesar 3,0 persen yoy dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang terkontraksi sebesar 1,7 persen yoy.

Sementara berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, serta pertambangan & penggalian, dengan pangsa mencapai sekitar 81 persen terhadap total ULN swasta. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

9 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

10 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

10 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

11 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

21 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

22 hours ago