Jakarta — Nilai tukar rupiah dinilai masih dapat menguat hingga Rp13.000 per dollar Amerika Serikat (AS) hingga akhir tahun 2019, hal tersebut seiring dengan usainya Pemilihan Umum serentak yang akan berakhir pada pertengahan 2019.
Hal tersebut disampaikan oleh Ekonom dan juga CEO Schroders Invesment Management Indonesia Michael Tjoajadi pada acara Market Outlook 2019 Bank Commonwealth. Menurutnya, selesainya Pemilu kelak akan mendorong seluruh sektor ekonomi.
“Part of external juga berpengaruh tapi pemilihan presiden juga berjalan, gimana kabinet tersusun, gimana misi perkeonomian di presiden terpilih, kalau berjalan baik hopefully Rp13.000 ya,” kata Michael di Jakarta, Kamis 17 Januari 2019.
Dirinya menilai, berbagai tantangan dan ketidakpastian ekonomi global diprediksi masih akan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Namun dirinya optimis regulator masih dapat menjaga stabiltas dan fundamental ekonomi nasional.
“Again, Rupiah akan fluktuasi lihat brexit memengaruhi, data perkeonomian, geopolitik global,” kata Michael.
Sebagai informasi, nilai tukar Rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor Bank Indonesia, rupiah per dolar AS pada hari ini (17/1) diposisi Rp14.158, atau melemah tipis dibanding perdagangan kemarin (16/1) yang diposisi Rp14.154. (*)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More