Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka merosot 0,56 persen ke level 7.126,04 dari posisi 7.166,05, pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (30/1), setelah libur Isra Mi’raj dan Tahun Baru Imlek 2025.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 765,67 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 42 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp673,71 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 118 saham terkoreksi, sebanyak 150 saham menguat dan sebanyak 294 saham tetap tidak berubah.
Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi bergerak variatif dalam rentang level 7.116 hingga 7.210.
Baca juga: IHSG Masih Rawan Koreksi, Berikut Deretan Saham yang Direkomendasikan
“Pada perdagangan minggu lalu, Jumat (24/1) IHSG ditutup turun 0,92 persen atau minus 66,58 poin ke level 7.166. IHSG hari ini (30/1) diprediksi bergerak mixed dalam range 7.116-7.210,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 30 Januari 2025.
Ratih menyoroti, IHSG terkoreksi dalam dua hari beruntun pada pekan lalu akibat aksi profit taking menjelang libur panjang bursa hingga 30 Januari 2025. Sementara, pelaku pasar juga merespons negatif rilis laporan keuangan Big Banks yang melandai pada kuartal IV 2024.
Selama sepekan pada 20-24 Januari 2025 investor asing tercatat jual bersih di pasar ekuitas domestik sebesar Rp919 miliar, di mana saham BBCA dalam sepekan paling banyak dijual oleh investor asing senilai Rp2,25 triliun pasca rilis laporan keuangan.
Baca juga: Bos BRI Borong 210 Ribu Saham Perseroan, Rogoh Kocek Segini
Di sisi lain, posisi rupiah spot cenderung stabil pada level Rp16.100-16.200 per dolar AS (29/1). Adapun dari mancanegara, Bursa Wall Street melanjutkan pelemahan setelah di awal pekan mengalami koreksi dalam.
Penurunan tersebut diakibatkan kehadiran DeepSeek sebagai sistem A.I. baru asal China yang memberikan kecanggihan dengan biaya yang lebih efisien. Ini yang membuat DeepSeek berpotensi menjadi pesaing baru bagi A.I. milik OpenAI dan Google.
Selain itu, pelaku pasar merespons negatif hasil FOMC The Fed yang menahan suku bunga pada level 4,25-4,5 persen pada pertemuan Januari 2025. Kebijakan tersebut sesuai dengan ekspektasi pasar bahwa suku bunga tinggi akan berlangsung lebih lama. (*)
Editor: Galih Pratama