Ilustrasi: Inflasi Oktober 2023 diramal mengalami kenaikan dibanding bulan lalu/istimewa
Jakarta – Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan inflasi di bulan April 2023 akan mencatatkan kenaikan terbatas. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) diproyeksikan akan meningkat secara musiman dari 0,18% mom di Maret 2023 menjadi 0,35% mom di April 2023 di tengah perayaan Lebaran.
“Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan biaya jasa angkutan penumpang dan harga hotel & restoran, yang terkait dengan kegiatan mudik,” kata Faisal dalam keterangan tertulis, Jumat, 28 April 2023.
Sementara itu, menurutnya, inflasi pangan terlihat tertahan meskipun Lebaran. Hal ini dikarenakan bulan libur Lebaran yang bertepatan dengan puncak musim panen. Pasokan pangan telah memadai, sehingga kenaikan harga pangan menjadi sangat terbatas.
“Mempertimbangkan empat bulan pertama tahun ini, inflasi year-to-date diperkirakan sebesar 1,03%, lebih rendah dari 2,15% ytd pada Januari 2022– April 2022,” katanya.
Baca juga: Tekanan Inflasi Terus Menurun, Dukung Stabilitas Ekonomi
Lebih lanjut, Faisal memperkirakan inflasi tahunan akan terus mereda, karena masih adanya efek basis yang tinggi tahun lalu. Ia memperkirakan IHK tahunan melemah dari 4,97% yoy pada Maret 2023 menjadi 4,35% yoy pada April 2023.
“Namun, hal ini lebih dipengaruhi oleh high base effect April 2022 di tengah aturan pembatasan Covid-19 untuk Ramadan yang dilonggarkan pertama kali selama pandemi yang dimulai pada tahun 2020, kenaikan PPN, dan penyesuaian harga Pertamax,” jelasnya.
Kemudian, inflasi inti diperkirakan akan terus melemah dari 2,94% yoy pada Maret 2023 menjadi 2,82% yoy pada April 2023. Dampak putaran kedua dari penyesuaian harga BBM bersubsidi tahun lalu terlihat berkurang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS (USD) juga cenderung menguat, dan pertumbuhan uang beredar terlihat normal.
Dengan faktor tersebut, Bank Mandiri memperkirakan inflasi tahunan akan kembali ke kisaran target lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
“Kami melihat bahwa inflasi tahunan akan terus mereda ke depan dan dapat mencapai kisaran target 2 – 4% yoy pada akhir paruh pertama tahun 2023, lebih awal dari yang kami perkirakan sebelumnya,” imbuh Faisal.
Baca juga: BI Catat Uang Beredar Tumbuh 6,2% jadi Rp8.293,6 Triliun
Di samping itu, dampak putaran kedua dari kenaikan harga BBM bersubsidi pada September 2022 lalu terlihat benar-benar hilang pada paruh kedua tahun 2023.
“Kami terus mempertahankan perkiraan inflasi kami di sekitar 3,60% pada akhir tahun 2023,” ungkapnya.(*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More