Jakarta – Harga saham PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS) mengalami peningkatan sebanyak 34,31 persen ke level Rp137 per saham dari harga penawaran awal Rp102 per saham atau berhasil menyentuh auto rejection atas (ARA).
LABS sebagai emiten penyedia alat kesehatan, mencatat sebanyak 10,38 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak dua ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp1,42 miliar.
Selain itu, harga saham LABS, usai melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) tercatat bergerak dalam rentang Rp137 per saham sebagai level tertingginya.
Baca juga: Melantai di Bursa, UBC Medical Indonesia Lepas 700 Juta Lembar Saham Baru
Dalam IPO tersebut LABS melepas sebanyak 700 juta lembar saham baru, setara dengan 17,72 persen dari modal disetor dan ditempatkan Perseroan dengan harga saham Rp102 per saham dan berhasil meraih dana segar senilai Rp71,40 miliar.
IPO saham LABS tersebut berjalan dengan sukses dan mendapatkan respons yang sangat positif dari para investor. Ini terlihat dari terjadinya kelebihan permintaan atau oversubscribe yang tercatat lebih dari 250 kali dengan jumlah investor sebanyak lebih dari 31.275 yang terdiversifikasi baik investor perorangan, institusi, nasional, maupun asing.
Direktur Utama LABS, FX Yoshua Raintjung, menjelaskan langkah perusahaan masuk ke BEI melalui IPO adalah bagian dari strategi dalam meningkatkan kapasitas pendanaan perusahaan dan tata kelola yang lebih baik lagi.
Baca juga: Morgan Stanley dan HSBC Turunkan Rating Pasar Saham RI, Ini yang Bakal Dilakukan OJK
“Kinerja perusahaan sampai Desember 2023 masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif, di mana selama tiga tahun terakhir Perseroan telah meningkatkan reputasinya di pasar alat kesehatan sebagai salah satu pemasok unggulan untuk produk skrining bayi baru lahir dan infeksi tuberkulosis laten (ILTB),” ucap Yoshua dalam keterangan resmi di Jakarta, 10 Juli 2024.
Sebagai informasi, seluruh dana bersih hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional dan pengembangan bisnis Perseroan, di antaranya untuk biaya operasional seperti, pembelian barang dagangan, pembelian bahan baku produksi, biaya pemasaran, biaya penjualan dan biaya operasional lainnya. (*)
Editor: Galih Pratama
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More