Bali – Presiden Direktur PT Rintis Sejahtera (RINTIS) Iwan Setiawan menekankan pentingnya kemandirian, keberlanjutan, serta penguatan daya saing Sistem Pembayaran Nasional di tengah ancaman peningkatan transaksi yang terindikasi fraud dan serangan siber, yang dapat mengganggu keberhasilan pertumbuhan transaksi pembayaran digital di industri.
Iwan Setiawan menyampaikan hal itu saat membuka acara PRIMA Executive Gathering 2024, di The Meru Sanur, Bali, Kamis, 24 Oktober 2024.
PRIMA Executive Gathering 2024, menurut Iwan, diselenggarakan dalam rangka momentum menyongsong tahun 2025. Kegiatan ini sekaligus untuk mendukung keberlanjutan visi Bank Indonesia (BSPI 2025 – BSPI 2030), dan Pemerintah baru/Kabinet Merah Putih, dalam konteks aspek strategis dan prioritas kemandirian, keberlanjutan dan penguatan daya saing Sistem Pembayaran Nasional.
Baca juga: Serikat Pekerja Dukung Perlindungan Pekerja di Ekosistem Tembakau
Mengingat konteks strategis dan prioritas ketiga hal tersebut, bagi kemandirian dan penguatan daya saing Sistem Pembayaran Nasional, Iwan menegaskan beberapa hal dari sudut pandang Lembaga Switching untuk pemikiran dan persiapan bersama.
Pertama, kata dia, jika kilas balik sebelum pandemi Covid-19, dalam kolaborasi bersama, Lembaga Switching telah berhasil memperkuat resiliensi Sistem Pembayaran Nasional.
“Rintis terus mendukung para mitra secara langsung dan melalui Bank Indonesia, ASPI, PERBANAS dalam memberikan masukan profesional dan konstruktif dan mengimplementasikan BSPI 2025,” ujar Iwan.
Baca juga: Perusahaan Tekstil Sritex Resmi Dinyatakan Pailit
Menurut Bank Indonesia, kata dia, pencapaian sasaran strategis dalam BSPI 2025 telah diakui dan
diapresiasi oleh banyak pihak internasional, dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu
referensi international best practices yang terkemuka.
Kedua, lanjut Iwan, sebagaimana dalam setiap keberhasilan proses transformasi, selalu muncul tantangan baru yang dihadapi oleh setiap sistem pembayaran di seluruh negara.
“Oleh karenanya, sesuai tema Prima Executive Gathering 2024, ‘Leveraging Collaboration for Optimal Performance and Cyber Resilience’, tantangan besar kita bersama adalah peningkatan transaksi terindikasi fraud dan serangan siber yang membayangi keberhasilan peningkatan transaksi pembayaran digital industri,” ujarnya.
Baca juga: BSSN: Keamanan Siber Perbankan dalam Implementasi Terkelola
Dengan perkembangan teknologi terkini, kata dia, terdapat potensi akselerasi jenis dan tipe serangan baru yang dapat menggerus kepercayaan masyarakat.
“Tidaklah berlebihan, jika kami menyampaikan bahwa penguatan berkelanjutan Kolaborasi Industri dan Regulator dalam menghadapi tantangan keamanan tersebut adalah merupakan salah satu prioritas utama yang harus terus diperkuat,” paparnya.
Ketiga, lanjut Iwan, penguatan aspek keamanan transaksi dan resiliensi cyber membutuhkan
kontinuitas investasi besar (compliance costs). Karenanya, Rintis bersyukur dan bangga atas komitmen
setiap mitra Jaringan PRIMA yang telah menunjukkan peningkatan service level secara
keseluruhan.
“Namun, pada saat bersamaan, kita sebagai industri juga dituntut untuk tetap memberikan kinerja optimal secara berkelanjutan, sehingga selain menjaga iklim persaingan yang sehat, dan merumuskan bisnis model yang berkelanjutan, juga diperlukan urgensi penguatan kluster tata kelola yang lebih komprehensif, serta mungkin saja akan mencakup pemangku kepentingan di luar sistem pembayaran,” tegasnya.
Baca juga: Backlog Perumahan Tembus 12,7 juta Unit, Peluang Milenial Jadi Developer Andal
Untuk itu, Iwan berharap, key note speech dan experience sharing yang disampaikan di acara PRIMA Executive Gathering 2024 dapat memberikan manfaat dalam merencanakan proses mitigasi secara individu, maupun penguatan kluster tata kelola secara industri bersama ASPI dan Bank Indonesia.
“Agar kita bersama-sama mampu mengelola secara efektif tantangan keamanan transaksi dan resiliensi siber, serta mengimplementasikan BSPI 2030 dengan kinerja yang optimal,” ujarnya.
Dalam acara ini, kata Iwan, Bank Indonesia akan memberikan arahan umum/high level terkait tema dalam konteks keberlanjutan BSPI 2025 – BSPI 2030.
“Kita juga akan memperoleh experience sharing dari pelaku sistem pembayaran internasional dari Australia, Perancis, dan Taiwan,” ungkapnya.
Baca juga: Optimisme Ekonom: Pemerintahan Prabowo Bisa Bawa Kinerja Pertamina Meroket
Pada acara tersebut, Iwan juga mewakili keluarga besar PT Rintis Sejahtera sebagai pengelola Jaringan PRIMA, mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kehadiran dan kepercayaan Bank Indonesia, ASPI dan seluruh Mitra Jaringan PRIMA, serta seluruh pihak yang telah mendukung Jaringan PRIMA selama tahun 2023-2024.
Hadir dalam acara tersebut, antara lain Ryan Rizaldy, Direktur DKSP Bank Indonesia, yang mewakili Dicky Kartikoyono, Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia; Santoso Liem, Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia; Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Media Group; I Nyoman Sudharma, Direktur Utama BPD Bali, serta anggota Jaringan PRIMA.
Selain mereka juga hadir para ahli internasional yang akan memberikan sharing dan best practice. (*) Darto Wiryosukarto
Jakarta - Pemerintah telah menyediakan berbagai program untuk mendorong industri perumahan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah… Read More
Jakarta – Indonesia dan negara berkembang lainnya menuntut komitmen lebih jelas terhadap negara maju terkait… Read More
Jakarta – Kapal Anchor Handling Tug and Supply (AHTS) Harrier milik Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE… Read More
Bangkok – Indonesia dianggap sebagai pasar yang menarik bagi banyak investor, khususnya di kawasan Asia… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mendukung program pembangunan 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto yang… Read More
Padang - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengapresiasi kinerja Koperasi Konsumen Keluarga Besar (KSUKB)… Read More