Nasional

Update Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut: Digarap China, Bunganya Lebih Murah

Jakarta – Setelah sukses dengan kereta cepat Jakarta-Bandung Whoosh, pemerintah berambisi melanjutkan proyek tersebut dengan rute Jakarta-Surabaya. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) membocorkan update terkait pembangunan proyek tersebut.

Menurut Luhut, kerja sama Kereta Cepat Jakarta-Surabaya ini kembali akan menggandeng konsorsium China, yakni Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Dia mengaku bunga pinjamannya lebih rendah dari tawaran negara lain.

“Pak Jokowi mau Kereta Cepat Jakarta-Surabaya diteruskan. Tadi saya dengar perjanjian dengan dengan China juga jalan, malah bunganya jauh lebih murah dari pada bunga yang ditawarkan negara lain,” kata Luhut melalui postingan akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan dilihat 30 Oktober 2023.

Baca juga: Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Ditambah jadi 25 per Hari, Cek Jadwal dan Cara Beli Tiketnya

Tak hanya bunga pinjaman yang rendah, Luhut juga memastikan teknologi kereta cepat dari China ini sudah terbukti. Ini bisa dilihat dari rampungnya proyek KCJB, yang kini sudah dirasakan masyarakat umum.

“Dan Teknologinya, kita sudah buktikan dan kita sudah punya pengalaman,” ujarnya.

Menurutnya permasalahan pembebasan lahan yang selama ini menjadi persoalan juga bisa dibereskan. Sehingga, kata dia, pihaknya kini tak punya lagi kendala.

“Kan ini masalah kunci pertama ini adalah pembebasan tanah yang nggak jelas-jelas itu. Sekarang kita punya pengalaman, we dont have any problem anymore,” jelasnya.

Meski diklaim bunganya lebih murah, saat ini proyek kereta cepat Jakarta-Bandung masih meninggalkan beban cicilan utang yang cukup tinggi. Proyek kereta cepat Whoosh menelan investasi hingga USD7,2 miliar atau setara Rp114,6 triliun.

Diketahui, nilai investasi tersebut sebelumnya telah mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar USD1,2 miliar (Rp19,1 triliun) dari target awal biaya proyek sebesar USD6 miliar (Rp95,5 triliun). 

Sementara, 60 persen dari pembengkakan biaya atau sekitar USD720 juta (Rp11,46 triliun) akan dibayarkan oleh konsorsium dari Indonesia, sementara 40 persen sisanya atau sekitar USD480 juta (Rp7,64 triliun) akan dibayarkan oleh konsorsium China.

Nilai utang di atas belum termasuk bunga pinjaman yang saat ini belum dikonfirmasi besarannya oleh pemerintah. Adapun, pihak Indonesia menargetkan bisa nego dengan China di bawah 4 persen.

Baca juga: Faisal Basri: Utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bebani APBN

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri ikut menyoroti pembayaran utang kereta cepat Jakarta-Bandung. Menurutnya, pembayaran utang atas proyek KCJB akan membebani Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN).

“Most likely, akan membebani APBN, selamanya. Seperti PSO (public service obligation) yang diberikan setiap tahun Rp2 triliun untuk angkutan Jabodetabek kita itu PSO tidak pernah dinaikan, tapi justify. Tapi ini (KCIC) sama sekali tidak justify,” tegas Faisal. (*)

Galih Pratama

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

6 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

7 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

8 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

8 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

10 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

10 hours ago