News Update

UOB Kerjasama Dengan SMI Dukung Proyek Infrastruktur

Jakarta – United Overseas Bank Limited (UOB) menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding – MOU) dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI) untuk mendukung percepatan perwujudan berbagai inisiatif infrastruktur di Indonesia.

Melalui MOU ini, UOB dan SMI akan berkolaborasi dalam beberapa hal, seperti pembiayaan berbagai proyek infrastruktur nasional dan propinsi, serta pembiayaan perusahaan.

MOU ini juga memperkuat kemitraan yang telah terjalin antara kedua belah pihak sejak tahun 2013, dimana keduanya berkolaborasi dalam hal pengadaan pinjaman berjangka untuk mendukung perwujudan berbagai proyek infrastruktur, seperti jalan tol dan pembangkit listrik.

Presiden Direktur PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia), Kevin Lam, mengatakan, pihaknya terus berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menghubungkan berbagai pihak yang berkepentingan dalam berbisnis atau berinvestasi, dan di berbagai wilayah yang strategis.

“Kami terus mendukung dan memfasilitasi investasi untuk berbagai proyek infrastruktur seperti jalan tol, bandar udara, pelabuhan, pembangkit listrik, dan telekomunikasi. Kami berharap dapat terus mendukung berbagai insiatif strategis Indonesia lainnya dengan cara memfasilitasi investasi para klien kami dalam berbagai proyek tersebut,” kata Kevin Lam melalui keterangan resminya di Jakarta, Jumat 23 Maret 2018.

Baca juga: UOB Indonesia Gandeng DOKU Layani E-Payroll UKM

Nantinya kedua-belah pihak akan berkolaborasi dalam mendukung pembiayaan proyek infrastruktur Indonesia, dan tidak terbatas pada kredit sindikasi dan pembiayaan mezzanine.

Emma Sri Martini, Direktur Utama SMI menyambut baik hubungan kerjasama ini, dimana ruang lingkup kerja sama sesuai dengan Tiga Pilar Bisnis PT SMI, yaitu Pembiayaan Infrastruktur, Penyiapan Proyek, dan Jasa Konsultasi.

“Dalam rangka memenuhi kebutuhan dana pembangunan infrastruktur Indonesia, SMI juga akan berkolaborasi dengan UOB dalam bidang investasi ekuitas dan pengelolaan dana infrastruktur, khususnya dalam mengembangkan berbagai perangkat pembiayaan termasuk namun tidak terbatas pada identifikasi calon investor internasional yang kredibel (seperti sovereign wealth fund/dana pension),” kata Emma.

Pemerintah Indonesia sebelumnya telah menggarisbawahi bahwa dana sebesar Rp2.877 triliun atau 60 persen dari total pembiayaan dibutuhkan untuk merampungkan berbagai proyek infrastruktur yang terdapat dalam rencana pembangunan nasional hingga 2019.

Untuk mencapai angka tersebut serta meningkatkan berbagai layanan infrastruktur sangat penting untuk meningkatkan partisipasi sektor swasta hingga 40 persen melalui skema Public Private Partnership (PPP) sebagai alternatif pembiayaan kreatif. (*)

Suheriadi

Recent Posts

Target Penyaluran KUR 2025 Naik jadi Rp300 Triliun

Jakarta – Pemerintah menetapkan target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp300 triliun untuk 2025. Hal ini ditetapkan dengan… Read More

2 hours ago

Wamen BUMN Cek Langsung Kesiapan SPKLU PLN Layani Kebutuhan Nataru

Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Komisaris PT PLN (Persero), Aminuddin… Read More

4 hours ago

Bank Banten Optimistis Tutup 2024 dengan Kinerja Positif

Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Banten (Perseroda) Tbk atau Bank Banten optimistis menutup 2024… Read More

5 hours ago

Rijani Tirtoso Akhiri Tugas Sebagai Direktur Eksekutif LPEI, Siapa Penggantinya?

Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengangkat Yon Arsal sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua… Read More

7 hours ago

Kemenperin Dorong Kolaborasi Startup dan IKM untuk Transformasi Digital

Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA)… Read More

16 hours ago

Ketua KPK Beberkan Proses Penetapan Tersangka Hasto Kristiyanto

Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan dua nama baru sebagai tersangka dalam pengembangan… Read More

20 hours ago