Pasar Modal

Ungguli Malaysia dan Jepang, Transaksi Bursa Karbon RI Tembus 613.740 Ton

Jakarta – Bursa Karbon Indonesia atau IDX Carbon mencatatkan volume transaksi sebanyak 613.740 ton karbon ekuivalen (tCO2e6) per 26 September 2024 atau satu tahun setelah diluncurkan.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, menjelaskan bahwa, volume transaksi tersebut berasal dari tiga proyek sektor energi, dengan jumlah SPE-GRK 1,3 juta tCO2e, serta pengguna jasa sebanyak 79, dan retirement tercatat 420.018 tCO2e dari 322 beneficiaries.

“Jika dibandingkan Bursa Regional, perdagangan carbon credit di IDXCarbon lebih besar, dibandingkan Bursa Malaysia 190.351 tCO2e, Bursa Jepang 502.811 tCO2e,” ucap Jeffrey dalam keterangannya dikutip, 30 September 2024.

Baca juga: Indonesia Punya ‘Gudang’ Karbon Terbesar di Dunia, Ini Buktinya

Jeffrey menuturkan, IDXCarbon saat ini terus melakukan pengembangan pasar karbon. Salah satunya adalah melalui serangkaian diskusi, dan sosialisasi, sampai dengan saat ini IDXCarbon telah melakukan 185 kali sosialisasi offline maupun online.

“Mendapatkan fatwa kesesuaian syariah dari DSN-MUI, melakukan integrasi sistem dengan kementerian ESDM untuk dapat memperdagangkan PTBAE-PU dalam waktu dekat, memperpanjang insentif untuk pendaftaran sebagai pengguna jasa yang dibebaskan biaya pendaftarannya sampai dengan September 2025,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, BEI juga terus mendorong dekarbonisasi untuk perusahaan tercatat, antara lain dengan melakukan sosialisasi berkala, IDX Net Zero Incubator saat ini sudah masuk ke modul tiga, yang diikuti sebanyak 110 perusahaan tercatat dengan tujuan meningkatkan awareness dan mengajarkan cara menghitung emisi karbon, termasuk menyediakan tools untuk membantu perhitungan.

Baca juga: Dukung Dekarbonisasi ASEAN, Standard Chartered Kumpulkan Pemangku Kepentingan Bahas Hal Ini

Adapun, BEI juga mengembangkan sistem pelaporan ESG termasuk pelaporan emisi karbon, mengembangkan indeks terkait karbon, seperti IDX-LQ45 Low Carbon Leaders, hingga melakukan kajian IDX Green Equity Designation.

“BEI terus mendorong aktivitas perdagangan karbon, tetapi tentu saja terdapat banyak faktor di luar aspek perdagangan sekunder yang dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan karbon,” ujar Jeffrey. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

BPR Syariah BDS Serahkan Cash Waqf Linked Deposit Rp111 Juta ke Warga Yogyakarta

Jakarta - PT BPR Syariah BDS berkomitmen untuk memberikan pelbagai dampak positif bagi nasabahnya di Yogyakarta dan… Read More

6 hours ago

Antusiasme Mahasiswa Udayana Sambut Gelaran Literasi Keuangan Infobank

Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More

12 hours ago

Gandeng BGN, ID FOOD Siap Dukung Program Makan Sehat Bergizi

Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More

17 hours ago

Dukung Transformasi Digital, DMMX Luncurkan Dua Inovasi Produk Ini

Jakarta - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) terus berupaya mendukung transformasi digital, khususnya bagi… Read More

17 hours ago

STAR Asset Management: Sektor Perbankan jadi Peluang Emas di Tengah Koreksi Pasar Saham

Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More

18 hours ago

BRI Insurance Beri Literasi Asuransi Syariah kepada Santri Pondok Pesantren di Sukabumi

Jakarta - Dalam rangka mendukung upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan, BRI Insurance berkomitmen turut… Read More

19 hours ago