Ekonomi dan Bisnis

Perlu Reformasi Kebijakan untuk Wujudkan Sustainability Development

Bali – Pembangunan berkelanjutan atau sustainability development menjadi aspek penting pada pengembangan bisnis dewasa ini. Beragam sektor bisnis, tanpa terkecuali sektor keuangan, terus menerapkan berbagai strategi dan program yang sesuai dengan nilai-nilai environment, social, and governance (ESG) untuk mewujudkan pengembangan bisnis yang berkelanjutan.

Namun, ternyata tidaklah cukup hanya menerapkan strategi dan program ESG, sektor keuangan misalnya, perlu juga menggelar reformasi kebijakan yang menyeluruh pada skema bisnisnya. Hal ini disampaikan oleh Direktur Keuangan United Nations Development Programme (UNDP) Marcos Athias Neto. Bahkan, ia menyampaikan bahwa transisi ke energi bersih hanya bisa tercapai bila reformasi itu benar-benar dilakukan.

“Mengorganisir transisi ke energi bersih ini dan mengorganisir reformasi kebijakan untuk mewujudkan transisi tersebut adalah hal yang penting. Kita di United Nations Development Programme (UNDP), terus berupaya mendukung Indonesia, Thailand, dan negara lainnya di wilayah Asean, untuk memiliki Integrated National Financial Framework, sebagai strategi finansial untuk kebijakan ESG pemerintah,” ujar Marcos, pada acara “High Level Seminar: Aligning Policies for Climate Transitions” yang digelar Bank Indonesia di Bali, Kamis, 30 Maret 2023.

Lebih lanjut ia menjelaskan, setiap negara di Asia Tenggara memiliki profil penerapan ESG yang unik dan berbeda satu dengan yang lainnya. Misalnya, emisi dari listrik di Indonesia menyumbang sekitar 31% sampai 35% terhadap produksi karbon dioksida, begitu pula dengan penebangan hutan yang berkontribusi sebesar 50% bagi emisi gas karbon dioksida di Indonesia. Sementara penebangan hutan yang dilakukan oleh sektor agrikultur di Filipina berkontribusi sebesar 25% untuk gas emission.

“Risiko-risiko ini bisa dimitigasi melalui perencanaan reformasi kebijakan yang komprehensif dan tepat sasaran terhadap jalur transisi yang ada. Inilah yang kita coba lakukan melalui Integrated National Financial Framework dan strategi-strategi finansial lainnya,” ungkapnya.

UNDP, kata dia, dengan senang hati membantu negara-negara di Asia Tenggara untuk mencapai sustainable business pada industri keuangan. Ia memberikan contoh bagaimana Indonesia telah didukung oleh UNDP dalam perilisan green bond selama ini. “Kita bisa mendukung proses pengumpulan datanya, beserta assessment-nya,” paparnya. (*) Steven Widjaja

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Banyak Fitur dan Program Khusus, BYOND by BSI Raih Respons Positif Pasar

Jakarta – Super App terbaru dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), yaitu BYOND by… Read More

12 hours ago

Pekan Kedua November, Aliran Modal Asing Keluar Indonesia Sentuh Rp7,42 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing keluar (capital outflow) dari Indonesia pada pekan kedua… Read More

14 hours ago

IHSG Sepekan Turun 1,73 Persen, Kapitalisasi Pasar Bursa jadi Rp12.063

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa data perdagangan saham pada pekan 11… Read More

16 hours ago

Top! Baru Setahun, Allianz Syariah Sudah jadi Market Leader

Jakarta – Kinerja PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia atau Allianz Syariah tetap moncer di… Read More

20 hours ago

BPR Syariah BDS Serahkan Cash Waqf Linked Deposit Rp111 Juta ke Warga Yogyakarta

Jakarta - PT BPR Syariah BDS berkomitmen untuk memberikan pelbagai dampak positif bagi nasabahnya di Yogyakarta dan… Read More

1 day ago

Antusiasme Mahasiswa Udayana Sambut Gelaran Literasi Keuangan Infobank

Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More

2 days ago