Ekonomi dan Bisnis

UMKM RI Masih Kalah Saing dengan Negara Lain, Jokowi Minta Lakukan Ini

Jakarta – Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memainkan peranan penting dalam perekonomian nasional. Berdasarkan data pemerintah, UMKM Indonesia disebut menguasai 61% PDB nasional serta menyerap 97% tenaga kerja di Indonesia.

Meskipun begitu, sektor UMKM di Indonesia ternyata masih kalah saing dengan sektor UMKM di negara lain dalam hal kapasitas ekspor dan penerimaan pembiayaan. Hal ini tentu cukup miris, mengingat vitalnya peran UMKM bagi pengembangan ekonomi nasional.

Baca juga: BI dan Kementerian ATR Sinergi Tingkatkan Daya Saing UMKM Agar Naik Kelas

Menyikapi hal itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pemangku kepentingan yang ada untuk memberikan perhatian serius terhadap kemajuan sektor UMKM. Ia menjelaskan, sektor UMKM nasional masih kalah jika disandingkan dengan negara tetangga Singapura, Tiongkok, Jepang, India, dan bahkan Thailand.

Dari sisi ekspor, untuk ekspor produk sektor UMKM nasional ialah sebesar 15,7%. Angka tersebut kalah dengan besaran pangsa ekspor sektor UMKM Singapura yang sebesar 41% dan Thailand yang sebesar 29%.

Sementara itu, porsi pembiayaan dari lembaga perbankan ke sektor UMKM nasional ialah sebesar 21% dari total kredit yang ada. Sedangkan di Tiongkok dan Jepang, porsi penyaluran pembiayaan atau kredit dari perbankan ke sektor UMKM ialah 65%, dan India sebesar 50%.

“Ini menjadi pekerjaan besar kita. Pak Menteri BUMN, juga dengan BI dan OJK, ini regulasinya harus diperbaiki, karena tak semua UMKM kita punya aset agunan. Prospek itu juga harus dilihat, jangan hanya melihat agunannya mana. Tak punya agunan, tapi prospeknya bagus, seharusnya juga bisa diberikan kredit,” cetus Jokowi dalam opening ceremony UMKM EXPO(RT) Brilianpreneur 2023 di Jakarta, Kamis, 7 Desember 2023.

Baca juga: OJK Ingin Pendanaan Fintech Lending 70 Persen di UMKM dan Produktif

Jokowi lalu juga mengingatkan pada segenap pelaku UMKM untuk memperhatikan tren permintaan pasar dalam hal produk. Ia menjelaskan jika dalam hal produk maupun pemasarannya perlu melihat selera yang ada di market.

“Urusan warna, urusan design, urusan packaging, selalu harus diperbaiki. Setiap tahun harus selalu diperbaiki, agar produk-produk kita selalu up to date dan mampu memenuhi selera pasar yang ada,” tegasnya. (*) Steven Widjaja

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

KPEI Catat Transaksi CCP PUVA Capai USD168 Juta per Akhir Oktober 2024

Jakarta - PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sebagai Central Counterparty Pasar Uang dan Valuta… Read More

4 mins ago

Analis Rekomendasikan Buy Saham BBNI, Ini Alasannya!

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI melalui aplikasi wondr by BNI… Read More

20 mins ago

Gapensi Tolak Keras PPN 12 Persen: Bisa Perlambat Proyek Pemerintah

Jakarta – Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) menolak rencana pemerintah menaikkan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) menjadi… Read More

40 mins ago

IHSG Ditutup Meningkat 1,65 Persen, 299 Saham Hijau

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 25 November 2024, ditutup… Read More

54 mins ago

Dari Generasi ke Generasi, Komitmen Universal BPR untuk Tumbuh Berkelanjutan

Jakarta - Universal BPR adalah contoh nyata bagaimana bisnis keluarga dapat berkembang dan beradaptasi dengan… Read More

57 mins ago

Zurich Indonesia Optimistis Pasar Otomotif Dalam Negeri Bakal Lebih Kuat di 2025

Jakarta - Bisnis kendaraan bermotor di Indonesia tengah menghadapi tantangan berat akibat melemahnya daya beli… Read More

60 mins ago