Ekonomi dan Bisnis

UMKM Harus Adaptasi Hadapi Perubahan Bisnis di Masa Pandemi

Jakarta – Badai krisis yang belum kunjung usai, akibat pandemi covid-19, membuat para pelaku UMKM harus berusaha beradaptasi dengan perubahan agar dapat bertahan dan mengembangkan potensi bisnisnya. 

Sayangnya, masih banyak pelaku UMKM terutama para pelaku usaha mikro yang masih belum memiliki kompetensi dalam mengembangkan bisnis, dan kurangnya penguasaan teknologi sehingga pelatihan, pengembangan, pendampingan hingga pembiayaan untuk para pelaku usaha mikro sangatlah dibutuhkan.

Leonard Theosabrata, Direktur Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) mengungkapkan, di era pandemi seperti sekarang ini, para pelaku usaha mikro membutuhkan pendekatan ‘low touch’ tapi bukan berarti ‘low tech’.

Program pengembangan dan pelatihan kepada UMKM tidak melulu harus dilakukan secara langsung tapi juga dapat dilakukan secara online. Misalnya dengan melakukan pelatihan  atau webinar secara online dengan berbagai tema. Dengan begitu pelatihan yang diberikan dapat menjangkau secara lebih luas dan efisien. 

“Nah ini kan juga sudah menjadi semacam pelatihan tapi kan cost-nya cukup rendah dibandingkan kalau misalnya kita harus menerbangkan para pakar kemudian menyewa tempat, menyewa EO (event organizer), dsb,” ujar Leonard dalam diskusi virtual, Kamis, 28 Januari 2021.

Leonard juga mengatakan, salah satu kendala membuat para pelaku usaha mikro untuk sulit untuk bersaing disebabkan tidak adanya  Business Intelligence. Padahal Business Intelligence dibutuhkan bagi pelaku usaha untuk mengubah data menjadi wawasan yang dapat dimanfaatkan untuk keputusan strategi bisnis.

Sayangnya, untuk menjangkau itu semua membutuhkan biaya yang tidak sedikit karena harus membayar agency, membuat focus group discussion (FGB)  dan sebagainya.

Disinilah menurut Leonard peran pemerintah untuk menghasilkan BI yang kemudian dibagikan kepada para pelaku usaha mikro  di seluruh Indonesia secara digital. “Ini kan juga sudah semacam support ya di luar batuan yang berupa offline fisik ataupun misalnya monetary,” ucapnya. (*) Dicky F Maulana

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

54 mins ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

54 mins ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

4 hours ago

Dukung Pemulihan, BTN Salurkan Bantuan Rp13,17 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra

Poin Penting BTN telah menyalurkan total bantuan Rp13,17 miliar melalui Program TJSL untuk korban bencana… Read More

6 hours ago

Obligasi Hijau, Langkah Pollux Hotels Menembus Pembiayaan Berkelanjutan

Poin Penting Pollux Hotels Group menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana dengan penjaminan penuh dan tanpa syarat… Read More

20 hours ago

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

1 day ago