Perbankan dan Keuangan

UBS Jadi Penyelemat Credit Suisse yang Nyaris Ambruk

Jakarta – Credit Suisse ikut mengalami guncangan efek kolapsnya sejumlah bank di Amerika Serikat (AS). Saham bank investasi terbesar ke delapan di dunia ini anjok. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas keuangan di Swiss, bahkan global.

Untuk menekan dampak yang beruntut, UBS pun hadir sebagai pahlawan. Dikabarkan UBS akan mencaplok Credit Suisse seharga US$3,2 miliar atau Rp48 triliun.

Regulator keuangan Swiss menyebutkan, bahwa pembelian Credit Suisse merupakan cara yang harus dilakukan demi menjaga keamanan stabilitas keuangan.

“Ini solusi untuk melindungi ekonomi Swiss dari kejadian luar biasa (kolapsnya Credit Suisse),” tulis pernyataan tersebut seperti dinukil dari CNBC, Senin, 20 Maret 2023.

Sementara, Chairman UBS, Colm Kelleher menjelaskan, aksi korporasi tersebut merupakan hal yang menarik untuk para pemegang saham UBS. Di mana pemegang saham Credit Suisse akan menerima 1 saham UBS untuk setiap 22,48 saham Credit Suisse.

“Dengan bergabungnya Credit Suisse ke perusahaan, maka kami akan memiliki aset US$5 triliun. Ini sangat penting untuk sistem keuangan Swiss dan sistem keuangan global,” kata Colm.

Sebelumnya, Bank Sentral Swiss juga dikabarkan menyanggupi memberikan pinjaman hingga 50 juta franc (US$ 53,7 miliar) ke Credit Suisse. Langkah ini dinilai sebagai upaya menciptakan sentimen positif, demi menekan krisis keuangan global.

Dampak ke RI

Apakah ambruknya Credit Suisse membawa efek ke RI? Menurut Eko Listiyanto, Wakil Direktur INDEF, secara makro tidak akan berdampak signifikan ke perekonomian Indonesia. Dia mencontohkan, kejadian krisis keuangan global pada 2008 yang menjalar ke Eropa dan negara lainnya. Krisis ini membuat situasi ekonomi global melambat. Tapi, menariknya Indonesia justru masih bisa tumbuh 4,5 persen.

“Ini yang sangat mengejutkannya. Dari 100 bank lebih di Indonesia, hanya ada satu yang kena dampak, yakni Bank Century kala itu. Artinya, tidak akan berdampak (Credit Suisse) jauh ke Indonesia. Sebulan dua bulan akan mereda,” kata Eko.(*)

Galih Pratama

Recent Posts

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

2 hours ago

Donald Trump Isyaratkan Akhiri Konflik Gaza Sebelum Biden Lengser

Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri konflik yang berlangsung… Read More

17 hours ago

Allianz Catat Pertumbuhan GWP 10 Persen di November 2024, Segini Nilainya

Jakarta – PT Asuransi Allianz Utama Indonesia (Allianz Utama) mencatatkan pertumbuhan positif untuk Growth Written Premium atau GWP… Read More

18 hours ago

Stok Energi Primer Cukup, PLN Siap Pasok Listrik Andal Selama Nataru

Jakarta - PT PLN (Persero) memastikan keandalan pasokan listrik menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru… Read More

18 hours ago

Kualitas Aset Membaik, KB Bank Targetkan Peningkatan NII hingga 2,3 Persen di 2025

Jakarta– KB Bank mulai mencetak kinerja positif dengan perbaikan kualitas aset dan ekspansi portofolio kredit… Read More

18 hours ago

Dirut Bank Mandiri: Indonesia Berperan Vital dalam Perubahan Iklim Global

Jakarta - Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri Darmawan Junaidi menilai, Indonesia memiliki kemampuan untuk mengurangi… Read More

18 hours ago